KONTAN.CO.ID - 24 Mei (Reuters) Harga minyak mentah mengalami penurunan mingguan di tengah kekhawatiran atas potensi perlambatan permintaan bahan bakar yang dipicu oleh kebijakan suku bunga yang lebih ketat oleh bank sentral utama. Harga minyak Brent berjangka menetap di $81,16 per barel pada akhir perdagangan Jumat, turun 0,25% dari penutupan minggu sebelumnya. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di $76,61 per barel, mencatat penurunan mingguan 0,32%.
Penurunan harga dipicu oleh kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Fed dan bank sentral lainnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global dan berakibat pada permintaan bahan bakar.
Baca Juga: Burger King Saingi McDonald's dengan Harga Paket Murah Investor mencermati risalah pertemuan kebijakan terbaru The Fed, yang menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan mempertanyakan apakah tingkat suku bunga saat ini cukup tinggi untuk memerangi inflasi. Kekhawatiran permintaan lebih lanjut diredam oleh penguatan dolar AS, yang membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Namun, beberapa faktor membantu menstabilkan harga. Permintaan bensin AS mencapai level tertinggi sejak November, didorong oleh musim mengemudi musim panas yang akan datang.
Baca Juga: Rugi 10,3% Seminggu, Harga Emas Hari Ini Mandeg (25 Mei 2024) Selain itu, pasar menantikan pertemuan OPEC+ pada 1 Juni, di mana kelompok tersebut akan membahas apakah akan memperpanjang pemotongan produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari. Secara keseluruhan, prospek harga minyak dalam waktu dekat masih suram karena ketidakpastian atas permintaan bahan bakar dan kebijakan suku bunga. Investor akan terus memantau data ekonomi dan pernyataan dari pejabat bank sentral untuk mendapatkan petunjuk tentang arah pasar.
Baca Juga: PPPK Bisa Pakai Seragam KORPRI, Ini Atribut Seragam PPPK, dan Bedanya dengan PNS Berikut beberapa faktor tambahan yang dapat memengaruhi harga minyak:
- Ketegangan geopolitik: Kenaikan ketegangan di Timur Tengah atau Ukraina dapat mengganggu pasokan minyak dan mendorong harga lebih tinggi.
- Badai dan gangguan cuaca lainnya: Peristiwa cuaca ekstrem dapat mengganggu produksi dan infrastruktur minyak, berakibat pada lonjakan harga sementara.
- Perubahan persediaan: Peningkatan atau penurunan persediaan minyak mentah AS dapat berdampak signifikan pada harga.
- Permintaan dari negara-negara berkembang: Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang dapat meningkatkan permintaan minyak dan mendorong harga lebih tinggi.
Baca Juga: Rincian Gaji PPPK Golongan IX dan Tunjangannya di Instansi Pusat Pergerakan harga minyak dalam waktu dekat akan bergantung pada keseimbangan antara faktor-faktor yang mendukung permintaan dan penawaran.
Jika kekhawatiran permintaan terus meningkat dan kebijakan suku bunga yang lebih ketat diberlakukan, harga minyak kemungkinan akan mengalami tekanan ke bawah. Namun, jika pemulihan ekonomi global berlanjut dan OPEC+ mempertahankan pembatasan produksinya, harga dapat menemukan kembali pijakannya.
(Reporting by Arathy Somasekhar in Houston, Robert Harvey and Natalie Grover in London, Georgina McCartney in Houston and Jeslyn Lerh in Singapore; Editing by David Goodman, Richard Chang, Sharon Singleton and Deepa Babington) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana