KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun sekitar 1% pada hari Senin (15/4). Pasar mengurangi premi risiko serangan Iran terhadap Israel pada akhir pekan. Melansir
Reuters, harga minyak Brent untuk pengiriman bulan Juni turun 99 sen atau sekitar 1%, menjadi US$89,46 per barel pada pukul 09.33 GMT. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun US$1,05 atau sekitar 1,2% menjadi US$84,61.
Baca Juga: Harga Minyak Jatuh Pasca Serangan Iran Terhadap Israel, Ini Penyebabnya Sebelumnya, harga minyak mentah naik pada hari Jumat (12/4) untuk mengantisipasi serangan balasan Iran, dengan harga menyentuh level tertinggi sejak Oktober. Serangan Iran melibatkan lebih dari 300 rudal dan drone dan merupakan serangan pertama yang dilakukan negara lain terhadap Israel dalam lebih dari tiga decade. Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas yang mempengaruhi lalu lintas minyak melalui Timur Tengah. Analis Kpler Viktor Katona mengatakan bahwa Iran menganggap pembalasannya sudah berakhir dan telah menurunkan suhu geopolitik. Sementara John Evans dari pialang minyak PVM mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran adalah peristiwa dunia yang dapat diingat oleh orang-orang. "Mereka mungkin juga memasang lampu disko besar dan menarik spanduk bertuliskan 'ayolah bapak dan ibu, tolong tembak saya'." Serangan tersebut, yang oleh Iran disebut sebagai pembalasan atas serangan udara terhadap konsulatnya di Damaskus, hanya menyebabkan kerusakan ringan, dengan rudal yang ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel. "Sebuah serangan sudah diperkirakan sebelumnya. Kerusakan yang terbatas dan fakta bahwa tidak ada korban jiwa berarti mungkin respons Israel akan lebih terukur," kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING.
Baca Juga: Pemerintah Jamin Harga BBM Tak Naik Meski Konflik Iran dan Israel Memanas Iran memproduksi lebih dari 3 juta barel per hari (bpd) minyak mentah sebagai produsen utama dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Permusuhan di Timur Tengah yang berpusat pada konflik Israel-Hamas di Gaza sejauh ini hanya berdampak kecil terhadap pasokan minyak. “Jika krisis ini tidak meningkat ke titik yang menciptakan gangguan pasokan, maka akan ada risiko penurunan seiring berjalannya waktu, namun hal ini hanya terjadi jika sudah jelas bahwa Israel telah memilih respons yang terukur,” kata Amrita Sen, pendiri dan direktur penelitian di Energy Aspects. . Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto