Harga Minyak Dunia Turun di Tengah Prospek Puncak Produksi AS, Rabu (15/11)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Rabu (15/11). Di tengah tanda-tanda bahwa Amerika Serikat (AS), produsen minyak terbesar di dunia, sedang berada di puncak produksi, mengimbangi sinyal permintaan minyak mentah yang positif dari konsumen terbesar di China.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 29 sen menjadi US$82,18 per barel pada pukul 1207 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 32 sen menjadi US$77,94.

Aktivitas ekonomi China meningkat di bulan Oktober karena produksi industri meningkat dengan laju yang lebih cepat dan pertumbuhan penjualan ritel melampaui ekspektasi, sebuah tanda yang menggembirakan untuk negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini.


Baca Juga: Harga Minyak Naik Karena Data Ekonomi China Melampaui Ekspektasi

Badan Energi Internasional bergabung dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) dalam menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini, meskipun ada proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di banyak negara besar.

"Dengan China yang menjadi kambing hitam untuk sebagian besar kurangnya permintaan industri di dunia, secercah cahaya ini seharusnya membantu kemajuan minyak, tetapi keengganan sejauh ini masih menang," kata John Evans dari broker minyak PVM dalam sebuah catatan.

Tekanan ke bawah pada harga minyak mungkin datang dari sisi suplai, dengan Amerika Serikat "kemungkinan berada di puncak produksi minyak mentah," sementara penundaan rilis data minyak dari produsen terbesar di dunia membuat situasi investasi menjadi lebih buram, kata Evans.

Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) akan merilis laporan persediaan minyak pertamanya dalam dua minggu pada hari Rabu, setelah penundaan minggu lalu karena upgrade sistem.

Baca Juga: Amerika Bakal Beli 1,2 Juta Barel Minyak untuk Cadangan Minyak Strategis

Financial Times melaporkan, Denmark akan ditugaskan untuk menginspeksi dan berpotensi memblokir tanker-tanker yang membawa minyak Rusia yang berlayar di perairannya.

Di bawah rencana Uni Eropa yang baru, ketika Barat mengeksplorasi lebih banyak cara untuk menegakkan batasan harga minyak mentah Moskow.

Namun, masih harus dilihat bagaimana Denmark akan menerapkan hal ini.

Angka inflasi AS yang lebih lemah yang mendukung ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed pada musim semi mendatang membuat dolar AS turun ke level terendah dua setengah bulan terhadap sekeranjang mata uang lainnya.

Dolar yang lebih lemah dapat meningkatkan permintaan minyak dengan membuat minyak mentah lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Pada Rabu (15/11) Pagi

Inflasi Inggris juga mendingin di bulan Oktober dan lebih tinggi dari yang diharapkan, memperkuat ekspektasi bahwa siklus kenaikan suku bunga Bank of England telah berakhir. Dengan The Fed dan Bank Sentral Eropa yang tampaknya juga telah mencapai puncak suku bunga.

Di tempat lain, Uni Eropa mencapai kesepakatan pada hari Rabu mengenai sebuah undang-undang untuk menetapkan batas emisi metana pada impor minyak dan gas Eropa mulai tahun 2030, menekan para pemasok internasional untuk menekan kebocoran gas rumah kaca yang kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto