KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia turun signifikan dalam beberapa waktu terakhir dari US$ 120 per barel kini merosot ke level ke bawah US$ 80 per barel. Penurunan harga minyak mentah mestinya membuka peluang penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, tren penurunan harga minyak mentah yang terjadi saat ini menjadi sinyal positif bagi beban subsidi energi yang juga akan ikut turun. Oleh karena itu, pemerintah masih mempunyai peluang menurunkan kembali harga BBM subsidi kembali ke harga yang sama sebelum terjadinya kenaikan.
Bhima mengatakan, langkah tersebut harus dilakukan pemerintah, setidaknya mengembalikan harga BBM jenis pertalite ke level Rp 7.650 per liter dan untuk solar ke level Rp 5.150 per liter. "Langkah ini harus dilakukan karena tidak fair, tidak adil apabila harga minyak mentah turun maka beban subsidinya juga menurun. Pemerintah masih menahan harga BBM yang mahal. Jadi ada kemungkinan Pertalite diturunkan lagi setidaknya di bawah Rp 7.650, atau kembali ke level Rp 7.650 per liter, dan solar sekitar Rp 5.000 per liter untuk jenis subsidi," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9). Baca Juga: Berpotensi Habis Oktober, Kuota BBM Subsidi Belum Ditambah Namun di sisi lain, Bhima bilang, dengan adanya penurunan harga minyak mentah maka Indonesia sebagai penghasil komoditas yang paling besar seperti minyak sawit dan batubara juga harus bersiap diri menghadapi adanya tren penurunan harga komoditas.