Harga Minyak Dunia Turun Jelang Keputusan The Fed Rabu (18/9), WTI ke US$70,24



KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun pada hari Rabu (18/9) setelah dua sesi kenaikan, menyusul laporan yang menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat (AS).

Hal ini mengimbangi ketegangan yang meningkat di Timur Tengah serta potensi dampak bullish dari pemotongan suku bunga AS.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman November turun 92 sen atau 1,25% menjadi US$72,78 per barel pada pukul 1100 GMT.


Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 95 sen atau 1,33% menjadi US$70,24.

Baca Juga: The Fed akan Memangkas Suku Bunga untuk Pertama Kalinya dalam 4 Tahun Terakhir

Persediaan minyak mentah AS naik sebesar 1,96 juta barel pada pekan yang berakhir 13 September, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa (17/9). Persediaan bensin dan distilat juga meningkat.

"Minyak mentah diperdagangkan lebih lemah setelah laporan mingguan API menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS, yang membantu mengimbangi ketegangan di Timur Tengah," kata Ole Hansen dari Saxo Bank kepada Reuters.

Harga Brent telah pulih sejak turun di bawah US$70 ke level terendah sejak Desember 2021 pada 10 September, namun menghadapi resistensi di sekitar US$75 karena lemahnya margin kilang global yang menandakan permintaan yang lesu, tambahnya.

"Akhir dari permintaan puncak musim panas dan perubahan sentimen pedagang yang negatif berkontribusi pada penurunan harga, meskipun potensi konflik di Timur Tengah masih menimbulkan risiko gangguan pasokan," kata Mazen Salhab, Chief Market Strategist MENA di BDSwiss.

Baca Juga: Harga Minyak Stabil, Fokus Investor Tertuju Pada Keputusan The Fed

The Fed diperkirakan akan membuat pemotongan suku bunga pertama dalam lebih dari empat tahun pada pukul 1800 GMT, dengan pasar memperkirakan peluang sebesar 63% untuk pengurangan 50 basis poin.

"Ketidakpastian mengenai besaran pemotongan suku bunga The Fed yang mungkin terjadi hari ini juga membuat investor berhati-hati," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Harga minyak menemukan sedikit dukungan dari risiko meningkatnya kekerasan di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan setelah Hezbollah menuduh Israel menyerang kelompok militan tersebut dengan pager yang dilengkapi bahan peledak di Lebanon.

Hezbollah berjanji akan membalas Israel, yang militernya menolak berkomentar tentang ledakan tersebut.

Baca Juga: Jejak Peledakan Pager Hezbollah Terdeteksi dari Taiwan hingga Hungaria

Setelah laporan API pada hari Selasa, data resmi terbaru mengenai persediaan AS dari Badan Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada pukul 1430 GMT.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata bahwa persediaan minyak mentah turun sekitar 500.000 barel. Sementara persediaan distilat dan bensin meningkat sedikit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto