KONTAN.CO.ID - Harga minyak sedikit turun pada hari Selasa (7/1) karena optimisme atas permintaan memudar. Meskipun pengetatan pasokan Rusia dan Iran yang didorong oleh perluasan sanksi Barat menahan kerugian. Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 25 sen, atau 0,33%, menjadi US$76,05 per barel pada 0950 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 44 sen, atau 0,60%, menjadi US$73,12.
Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Tipis pada Selasa (7/1) Pagi Kedua tolok ukur tersebut merosot pada hari Senin (6/1), setelah naik selama lima hari berturut-turut pekan lalu untuk menetap di level tertinggi sejak Oktober pada hari Jumat di tengah ekspektasi lebih banyak stimulus fiskal untuk merevitalisasi ekonomi China yang sedang goyah. "Kelemahan minggu ini kemungkinan karena koreksi teknis, karena para pedagang bereaksi terhadap data ekonomi yang lebih lemah secara global yang melemahkan optimisme yang terlihat sebelumnya," kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova, mengacu pada berita ekonomi bearish dari Amerika Serikat dan Jerman. "Inflasi yang lebih tinggi di Jerman menimbulkan saran bahwa ECB mungkin tidak dapat memangkas suku bunga secepat yang diharapkan di seluruh Zona Euro, sementara pesanan barang manufaktur AS turun pada bulan November," kata Ashley Kelty, seorang analis di Panmure Liberum. Pelaku pasar sedang menunggu lebih banyak data minggu ini, seperti laporan non-farm payroll Desember pada hari Jumat, untuk petunjuk tentang kebijakan suku bunga AS dan prospek permintaan minyak. Sementara itu, cuaca dingin di AS dan Eropa telah meningkatkan permintaan minyak pemanas, memberikan dukungan untuk harga. Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun dari Level Tertinggi 3 Bulan Senin (6/1), Brent ke US$76,3