Harga minyak goreng bakal menyusul harga biji-bijian



SINGAPURA. Minyak untuk memasak atau cooking oil diperkirakan akan menyusul harga biji-bijian. Tingginya permintaan di pasar global akhirnya dipenuhi dengan menggerus persediaan yang cukup besar dalam 17 tahun terakhir ini.

Persediaan minyak kedelai dan sawit yang digunakan oleh Nestle SA dan Unilever kemungkinan akan anjlok 12% tahun depan. Menurut data yang dirilis oleh U.S. Department of Agriculture, konsumsi China dan India akan meningkat sebesar 11%. Harga makanan juga telah mulai meningkat ke level yang paling tinggi di bulan September 2010 lalu sejak krisis 2008. "Perekonomian China tumbuh dan tidak ada alasan mengapa negara tersebut akan mengasup makanan lebih sedikit pada minggu depan, bulan depan atau bakan tahun depan," kata Steve Nicholson, Commodity Procurement Specialist International Food Products Corp. Menurutnya, perusahaannya mampu memproduksi makanan bahkan dalam 2000 tahun, namun ia tak yakin bisa melakukannya dengan cepat dengan menyeimbangi permintaan China dan negara lainnya untuk menghalau krisis. Meningkatnya kesejahteraan di Brasil, India dan China tak urung ikut menyurung permintaan biji-bijian, susu, daging dan minyak goreng. Sime Darby Bhd., produsen minyak sawit terbesar di dunia yang tercatat di bursa, ikut mendulang untung dari meningkatnya harga. Pemerintahan dari Beijing hingga New Delhi juga terus mencoba mengikis inflasi makanan dengan meningkatkan impor, membatasi ekspor hingga menjual persediaan mereka. Bill Nelson, Senior Economist Doane Advisory Services Co. menyatakan, penggunaan vegetable oil per kapita di China juga telah menekuk dua kali lipat lebih besar dalam satu dekade ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: