Harga Minyak Hampir Tak Berubah, Kekhawatiran Permintaan Masih Isu Utamanya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menetap hampir tidak berubah pada perdagangan Rabu (20/4). Kekhawatiran yang lebih luas tentang pertumbuhan ekonomi dan stagnasi permintaan minyak membebani pengetatan pasokan.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 45 sen atau 0,4% menjadi menetap di level US$106,80 per barel.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bulan depan, yang berakhir pada hari Rabu, naik 19 sen menjadi menetap di US$102,75, tidak berubah.


Harga minyak telah didukung oleh prospek pasokan yang lebih ketat setelah sanksi terhadap Rusia - pengekspor minyak terbesar kedua di dunia dan pemasok utama Eropa - atas invasinya ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus."

Baca Juga: Melonjak Tajam, Subsidi BBM dan Gas LPG 3 Kg Capai Rp 3,2 Triliun Hingga Maret 2022

“Dengan perang Ukraina yang meningkat, kemungkinan durasi konflik yang diperpanjang dan potensi hilangnya pasokan Rusia ke pasar meningkat,” Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Pasar juga didukung oleh laporan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan stok minyak mentah turun 8 juta barel pekan lalu karena lonjakan ekspor ke level tertinggi lebih dari dua tahun, data Administrasi Informasi Energi menunjukkan.

Namun, kedua tolok ukur turun sekitar 5% pada hari Selasa setelah Dana Moneter Internasional memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya hampir satu poin persentase penuh, mengutip dampak ekonomi dari perang Rusia di Ukraina dan memperingatkan bahwa inflasi telah menjadi "bahaya yang jelas dan sekarang" bagi beberapa negara.

"Melemahnya pertumbuhan dan meningkatnya tekanan inflasi hanya bisa berarti satu hal: momok stagflasi menggantung di atas ekonomi global," kata analis P.M Stephen Greenock.

Melanjutkan penguncian virus corona di China juga telah merusak permintaan di importir minyak mentah utama dunia dan juga membebani harga.

Baca Juga: Wall Street: Nasdaq Turun 1,22% Terseret Penurunan Pelanggan Netflix

Komisi Eropa sedang bekerja untuk mempercepat ketersediaan pasokan energi alternatif untuk mencoba memotong biaya pelarangan minyak Rusia dan membujuk Jerman dan negara-negara Uni Eropa lainnya yang enggan untuk menerima tindakan tersebut, sebuah sumber Uni Eropa mengatakan kepada Reuters.

Sementara itu, berbagai pemadaman menambah kekhawatiran tentang pasokan. Anggota OPEC Libya telah dipaksa untuk menutup produksi 550.000 barel per hari karena gelombang blokade di ladang minyak utama dan terminal ekspor, kata National Oil Corporation (NOC) negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto