Harga minyak jatuh ke level terendah 13 bulan, virus corona memangkas permintaan



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak jatuh ke level terendah lebih dari satu tahun pada hari Senin (3/2). Terseret sentimen wabah virus corona yang membatasi permintaan minyak China dan memicu potensi pengurangan pasokan oleh OPEC dan sekutunya.

Melansir Reuters, minyak Brent ditutup turun US$ 2,17 atau 3,8% pada level US$ 54,45 per barel, terendah sejak Januari tahun lalu.

Sedangkan, minyak West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 1,45 per barel menjadi US$ 50,12 setelah menyentuh sesi rendah US$ 49,91, juga yang terendah sejak Januari 2019.


Baca Juga: Impor minyak kelapa sawit China diprediksi tertekan karena virus corona

"Kami belum melihat peristiwa yang merusak skala permintaan yang bergerak secepat ini," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Ketika wabah itu melanda permintaan bahan bakar di China, importir minyak mentah terbesar di dunia, kilang Sinopec Corp mengatakan kepada fasilitasnya untuk memotong throughput bulan ini sekitar 600.000 barel per hari (bpd), atau 12%, penurunan tertajam dalam lebih dari satu dekade.

Kilang independen di provinsi Shandong, yang secara kolektif mengimpor sekitar seperlima dari minyak mentah China, memangkas produksi sebesar 30% hingga 50% dalam waktu sedikit lebih dari sepekan, kata eksekutif dan analis.

Wabah virus corona dapat membatasi pertumbuhan permintaan bahan bakar jet di China, tulis analis Paul Sankey, direktur pelaksana di Mizuho di New York.

Baca Juga: Aprobi perkirakan ekspor biodiesel sulit dilakukan pada awal 2020

Bandara Wuhan adalah tersibuk di China Tengah yang mengangkut sekitar 25 juta penumpang per tahun, dan perkiraan konservatif adalah bahwa jumlah pelancong telah turun sekitar sepertiga, kata Sankey.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya atau OPEC + sedang mempertimbangkan pengurangan 500.000 barel per hari untuk produksi minyak mereka, tiga sumber OPEC dan sumber industri mengatakan kepada Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto