Harga Minyak Jatuh Setelah Pembatalan Penerbangan Akibat Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Senin (27/12) setelah maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) membatalkan ribuan penerbangan selama liburan Natal di tengah melonjaknya kasus Covid-19. Penurunan tertahan oleh harapan bahwa varian Omicron akan berdampak terbatas pada permintaan global.

Lebih dari 1.300 penerbangan dibatalkan oleh maskapai AS pada hari Minggu karena Covid-19 menyebabkan penurunan jumlah awak yang tersedia. Sementara beberapa kapal pesiar harus membatalkan pemberhentian.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,6%, menjadi US$ 72,59 per barel pada pukul 17.22 WIB ketimbang Kamis pekan lalu. Pasar AS ditutup pada hari Jumat lalu untuk liburan. Patokan global minyak mentah Brent turun 0,1%, menjadi US$ 76,06 per barel.


Baca Juga: Analis Prediksi IHSG Kembali Rebound Pada Selasa (28/12), Amati Saham Berikut

"Perjalanan yang lebih rendah sama dengan aktivitas ekonomi yang lebih rendah di AS yang artinya WTI yang lebih rendah," kata Jeffrey Halley, analis di broker OANDA kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa perbedaan antara Brent dan WTI dapat mencerminkan bahwa pemulihan global tetap berada di jalurnya.

Gangguan terhadap barang dan jasa dari pekerja yang diisolasi, terutama perjalanan udara, tampaknya menjadi dampak utama meningkatnya kasus Omicron. "Itu hanya akan menyebabkan kegelisahan jangka pendek, dengan pemulihan global untuk 2022 masih di jalurnya," imbuh Halley.

Baca Juga: Saham Teknologi Naik Signifikan, Simak Rekomendasinya Berikut Ini

Harga minyak Brent telah meningkat lebih dari 45% tahun ini, didukung oleh pulihnya permintaan dan pengurangan pasokan oleh OPEC+. Harga minyak yang turun lebih dari 10% pada 26 November ketika laporan varian baru pertama kali muncul, naik minggu lalu setelah data awal menunjukkan bahwa Omicron dapat menyebabkan tingkat penyakit yang lebih ringan.

"Meskipun Omicron menyebar lebih cepat daripada varian Covid-19 mana pun, berita yang relatif melegakan adalah bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi Omicron menunjukkan gejala ringan, setidaknya sejauh ini," kata Leona Liu, analis di DailyFX yang berbasis di Singapura.

Investor akan mencermati pertemuan OPEC+ berikutnya pada 4 Januari. Aliansi produsen akan memutuskan apakah akan melanjutkan dengan rencana peningkatan produksi 400.000 barel per hari (bph) pada Februari.

Baca Juga: Harga Emas Bertahan di Atas Level US$ 1.800 Jelang Akhir Tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati