Harga minyak jatuh setelah serangan AS dan sekutunya ke Suriah



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak jatuh lebih dari 1% pada Senin (16/4) ketika pasar dibuka menyusul serangan udara barat di Suriah selama akhir pekan. Kenaikan pengeboran minyak di AS juga turut menyeret harga turun.

Minyak mentah Brent berjangka berada di US$ 71,78 per barel pada 06:43 GMT atau 13.43 WIB. Itu berarti harga turun 80 sen, setara 1,10% dibanding penutupan terakhir.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun 68 sen atau 1,01% ke US$ 66,71 per barel.


Para trader mengatakan pasar di Asia bersikap hati-hati setelah pengeboman Suriah akhir pekan lalu. 

"Setelah serangan terkoordinasi terhadap Suriah, harga minyak secara signifikan lebih rendah ... (tetapi) dampaknya tampak kompak dan berlebihan," kata Sukrit Vijayakar, direktur konsultan energi Trifecta.

Pasar minyak juga mendapat tekanan dari kenaikan aktivitas pengeboran minyak AS.

Perusahaan energi AS menambahkan tujuh rig pengeboran minyak untuk produksi baru dalam seminggu hingga 13 April, sehingga total menjadi berjumlah 815. Ini merupakan angka tertinggi sejak Maret 2015. Demikian Reuters mengutip perusahaan jasa energi Baker Hughes pada Jumat (13/4) lalu.

Meskipun demikian, dihitung sejak harga terendah pada Februari 2018 lalu, Brent masih naik lebih dari 16% karena permintaan yang sehat dan juga karena konflik dan ketegangan di Timur Tengah.

Meskipun Suriah sendiri bukan produsen minyak yang signifikan, Timur Tengah yang lebih luas adalah eksportir minyak mentah dunia yang paling penting dan ketegangan di kawasan ini cenderung menempatkan pasar minyak di ujung tanduk.

"Investor terus khawatir tentang dampak dari konflik yang lebih luas di Timur Tengah," kata bank ANZ.

Editor: Hasbi Maulana