Harga minyak jatuh untuk hari ke-4, tertekan naiknya stok AS dan kasus Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun untuk hari ketiga pada hari Kamis (22/4). Peningkatan persediaan minyak mentah AS dan kebangkitan kembali kasus Covid-19 di India dan Jepang menimbulkan kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi global dan permintaan bahan bakar dapat melambat.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 57 sen atau 0,9% menjadi US$ 64,75 per barel pada 0157 GMT, menyusul penurunan US$ 1,25 pada hari Rabu.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 58 sen atau 1,0% menjadi US$ 60,77 per barel, setelah kehilangan US$ 1,32 pada hari Rabu.

Kedua kontrak harga minyak turun lebih dari 2% pada hari Rabu, ditutup pada level terendah sejak 13 April. Sejauh ini, keduanya telah turun lebih dari 3% minggu ini.

Stok minyak mentah AS secara tak terduga naik lebih tinggi dalam pekan yang berakhir pada 16 April, Administrasi Informasi Energi mengatakan pada hari Rabu, mengonfirmasi data American Petroleum Institute dari hari sebelumnya.

"Harga minyak berada di bawah tekanan minggu ini karena meningkatnya kekhawatiran bahwa lonjakan jumlah kasus Covid-19 di India dan Jepang akan memperlambat pemulihan permintaan bahan bakar di Asia," kata Toshitaka Tazawa, analis di pialang komoditas Fujitomi Co.

"Sentimen pasar semakin terpukul oleh data mingguan EIA yang menunjukkan peningkatan minyak mentah AS."

Baca Juga: Harga minyak turun untuk hari kedua, tertekan produksi AS dan kasus Covid-19 India

India, pengguna minyak terbesar ketiga di dunia, pada hari Rabu melaporkan rekor peningkatan lain dalam jumlah kematian harian akibat Covid-19. Jepang, importir minyak nomor 4 dunia, sedang mempertimbangkan keadaan darurat untuk Tokyo dan Osaka karena lonjakan jumlah kasus baru, lapor penyiar NHK.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, kelompok produsen yang dikenal sebagai OPEC +, sedang menuju pertemuan teknis sebagian besar minggu depan di mana perubahan besar pada kebijakan tidak mungkin terjadi, kata Wakil Perdana Menteri Rusia dan sumber OPEC +.

"Awal pekan ini, pasar naik sebentar di tengah berita force majeure Libya pada ekspor, tetapi kekhawatiran atas penyebaran pandemi di Asia melebihi berita Libya sekarang," kata Tazawa dari Fujitomi.

National Oil Corp (NOC) Libya mengumumkan keadaan kahar pada hari Senin atas ekspor dari pelabuhan Hariga dan mengatakan pihaknya dapat memperpanjang langkah itu ke fasilitas lain karena perselisihan anggaran dengan bank sentral negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto