Harga minyak ke level tertinggi 13 bulan, terangkat turunnya produksi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik pada perdagangan Rabu (24/2) ke level tertinggi baru 13 bulan. Setelah data pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan produksi minyak mentah pasca cuaca dingin mengganggu produksi minggu lalu.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$ 1,37 atau 2,1% menjadi US$ 66,74 per barel. Minyak Brent mencapai US$ 67,30 per barel, tertinggi sejak 8 Januari 2020.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 1,27 atau 2,1% menjadi US$ 62,94 per barel. Minyak WTI mencapai US$ 63,37, tertinggi sejak 8 Januari 2020.


Produksi minyak mentah AS turun minggu lalu lebih dari 1 juta barel per hari selama badai musim dingin di Texas, sama dengan penurunan mingguan terbesar yang pernah ada, kata Administrasi Informasi Energi.

Input minyak mentah kilang turun ke level terendah sejak September 2008. “Jika Anda mendapatkan penurunan seperti itu dalam satu minggu produksi EIA, Anda kemungkinan besar akan mendapatkan lebih banyak setelah itu,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures di Chicago.

Baca Juga: Harga minyak naik, apa saja saham migas yang layak koleksi?

“Ada kekhawatiran bahwa ini akan menjadi penurunan produksi permanen jangka panjang.”

Lalu lintas di alur kapal Houston perlahan-lahan kembali normal tetapi terminal masih menghadapi beberapa masalah. Setelah hampir seperempat kapasitas penyulingan nasional menganggur karena pembekuan, penyulingan juga mulai kembali online minggu ini.

Reli tersebut melanjutkan pergerakan minyak yang stabil ke tingkat yang tidak terlihat sejak pandemi virus corona sebelumnya. Setelah peningkatan distribusi vaksin dan perkiraan untuk permintaan baru.

Harga minyak telah menguat sekitar 30% sejak awal tahun, didorong juga oleh pemotongan pasokan yang sedang berlangsung oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto