KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup di level tertinggi dalam lebih dari dua tahun pada perdagangan sesi ini. Dukungan utama bagi minyak datang dari optimisme permintaan ekonomi yang kuat setelah klaim pengangguran baru Amerika Serikat (AS) turun ke level terendah sejak gelombang pertama Covid-19 dimulai. Kamis (10/6), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 ditutup menguat 0,4% ke level US$ 72,52 per barel. Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2021 juga melesat naik 33 sen atau 0,5% dan berakhir di US$ 70,29 per barel.
Itu adalah level penutupan tertinggi untuk Brent sejak Mei 2019 dan WTI sejak Oktober 2018. Pada perdagangan sesi itu, harga minyak sempat melemah sesaat setelah laporan media menyarankan AS mencabut sanksi terhadap pejabat minyak Iran.
Baca Juga: Harga minyak kompak melemah 0,8% pada tengah hari ini, WTI ke US$ 69,4 per barel Departemen Keuangan AS kemudian mengatakan telah menghapus sanksi terhadap tiga mantan pejabat Iran dan dua perusahaan yang sebelumnya terlibat dalam perdagangan produk petrokimia Iran. Seorang pejabat AS mengatakan kepada
Reuters bahwa kegiatan itu "rutin" dan tidak terkait dengan pembicaraan dengan Iran mengenai menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 untuk membatasi pengembangan senjata nuklirnya. Namun, sentimen utama bagi harga emas hitam ini baru muncul setelah klaim pengangguran baru diumumkan. Di mana, klaim baru untuk tunjangan pengangguran pada pekan lalu turun ke level terendah dalam hampir 15 bulan. Di sisi lain, harga konsumen AS meningkat pada Mei karena cengkeraman pandemi Covid-19 pada ekonomi terus mereda. "Data pengangguran dan tenaga kerja baru-baru ini yang dirilis AS adalah tanda positif yang pasti bahwa pemulihan di negara itu semakin cepat," kata Louise Dickson, analis di Rystad Energy. "Lebih banyak aktivitas bisnis berarti lebih banyak konsumsi energi, dan ekonomi yang lebih baik merupakan prasyarat yang diperlukan untuk meningkatkan lalu lintas jalan dan udara," tambah Dickson. Organisasi Negara Pengekspor Minyak ikut menambah sentimen positif bagi minyak setelah mengatakan permintaan minyak akan naik 6,6%, atau 5,95 juta barel per hari (bph) di tahun ini. Perkiraan bulanan tidak berubah untuk bulan kedua berturut-turut.
Baca Juga: Harga emas spot ditutup menguat ke US$ 1.898 per ons troi usai rilis data inflasi AS "Harga minyak masih bergerak lebih tinggi. Prospek permintaan terus menguat dan pasokan belum tentu mengikuti," ujar John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Kilduff mencatat, bagaimanapun, bahwa pasar "dihargai dengan sempurna dalam keketatan relatif," dan menyebut penurunan harga singkat pada tengah hari menunjukkan apa yang dapat terjadi jika Iran atau OPEC+ menambahkan lebih banyak barel ke pasokan global. OPEC+ adalah aliansi antara OPEC dan produsen lain termasuk Rusia. Analis mengatakan Iran dapat menyediakan sekitar 1 juta hingga 2 juta barel per hari (bph) dalam pasokan minyak tambahan jika kesepakatan nuklir 2015 tercapai dan sanksi dicabut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari