Harga minyak kembali jatuh



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Harga minyak dunia kembali melemah di perdagangan dunia. Persoalan Brexit, perang dagang dan rencana Amerika Serikat menambah pasokan minyak jadi alasan kuat harga minyak merosot kini.

Mengutip Bloomberg, pukul 19.26 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2019 tercatat melemah di level US$ 58.89 per barel. Angka ini turun 0,25% dari harga kemarin US$ 59.04 per barel. Bahkan sepekan anjlok 0,33%.

Menurut Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim pelemahan harga minyak disebabkan banyak hal. Seperti persoalan Brexit yang masih memanas dan terlihat alot. Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengajukan penundaan Brexit sampai akhir Juni, namun Uni Eropa menolak. Gantinya, Uni Eropa memberikan dua opsi.


Opsi pertama yakni parlemen Inggris menyetujui Perjanjian Brexit yang sudah dirundingkan pemerintah Inggris dengan Uni Eropa selama dua tahun. Dalam hal ini, Inggris akan resmi keluar dari Uni Eropa tanggal 22 Mei.

Namun, jika parlemen Inggris tetap menolak Perjanjian Brexit, maka Inggris diberi waktu sampai 12 April, untuk menyatakan akan sementara tetap menjadi anggota di Uni Eropa dan ikut Pemilu Eropa, yang akan berlangsung 23 sampai 26 Mei. Jika Inggris menolak ikut Pemilu Eropa, maka negara itu otomatis akan berhenti menjadi anggota Uni Eropa. Artinya, Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa perjanjiian (No-Deal-Brexit).

"Kondisi Brexit jelas mengkhawatirkan semua pelaku pasar yang masuk ke komoditas energi. Sehingga wajar saja harga minyak turun. Apalagi perang dagang juga masih belum ada berita baik dan dikhawatirkan tidak sepakat juga," ujar Ibrahim kepada KONTAN, Senin (25/3).

Tak hanya kondisi eksternal yang memanas, fundamental minyak yakni persediaan minyak di AS malah digenjot Presiden Trump. Ibrahim mengatakan Trump menginginkan bahwa harga minyak tidak tinggi sehingga persediaan minyak akan kembali.

Padahal sebelumnya, persediaan minyak menyah di AS selama seminggu turun 9,6 juta barel. Ditambah adanya penegasan OPEC untuk memangkas produksi minyak 1,2 juta barel per hari. "Tidak heran harga minyak akan masuk dalan tren menurun lagi. Kalau kondisi eksternal ada berita baik maka bisa jadi harga minyak kembali bangkit," tambahnya. Secara teknikal, bollinger band dan moving average (MA) 10 % diatas bollinger tengah, lalu indikator stochastic 70% negatif, dan MACD 60% negatif, juga indikator RSI wait and see. Besok, Ibrahim memperkirakan harga minyak bergerak di rentang US$ 58.00 sampai US$ 59.37 per barel. Sedangkan sepekan diprediksi di rentang US$ 57.54 sampai US$ 60.37 per barel. Dia pun merekomendasikan sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini