Harga minyak kembali jatuh terseret kenaikan cadangan AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat menguat kemarin, harga minyak harus jatuh lagi di perdagangan. Jumlah persediaan minyak dan pelemahan global turut menurunkan harga komoditas energi ini.

Mengutip Bloomberg, pukul 20.30 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2019 berada di level US$ 58,48 per barel. Angka ini turun 1,68% dari harga sebelumnya US$ 59,41 per barel. 

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan melihat pelemahan harga minyak datang dipicu karena persediaan minyak Amerika Serikat. Dia bilang faktor utama yang membuat harga minyak datang dari persediaan minyak Paman Sam yang dilaporkan naik luar biasa. Yaitu 1,1 juta barel menjadi 2,8 juta barel kini.


"Padahal sebelumnya harga minyak sudah turun 9,6 juta barel, kini kembali naik. Padahal persediaan yang cukup banyak tak mampu berbanding lurus dengan permintaan yang melambat," ujar Yudi kepada Kontan.co.id, Kamis (28/3).

Dia menambahkan, permintaan minyak yang melambat juga disebabkan adanya isu pelambatan ekonomi global dan kabar Amerika Serikat yang terkena resesi. Ancaman resesi AS tak lepas dari pernyataan The Fed yang memutuskan menahan suku bunga acuan di level 2,25%-2,5%. Penahanan suku bunga ini berdampak pada imbal hasil treasury bond tenor tiga bulan 2,46% dan imbal hasil tenor 10 bulan 2,43%.

Menurut Yudi, penurunan harga minyak masih berlanjut meskipun negara-negara OPEC dan non-OPEC memangkas produksi minyak. "Sebenarnya harga minyak saat ini bisa naik dan turun karena beberapa kejadian di global," pungkasnya.

Besok, Yudi memperkirakan harga minyak masih akan terkoreksi yakni dalam artian naik turun di level US$ 58,30-US$ 60,00 per barel. Sementara sepekan bergerak di kisaran US$ 57,50-US$ 60,50 per barel.

Secara teknikal, harga bergerak di atas MA 50 dan 100 namun di bawah MA 200. Sedangkan MACD turun di area -0,13 sampai -0,14. RSI berada di area netral 44,8 dan stochastic 65,35-44,71. Untuk besok, Yudi merekomendasikan beli di area support dan jual di area resistance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi