Harga Minyak Kian Mendidih, Brent ke US$101,01 dan WTI ke US$98,28



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak pada hari Selasa (1/3). Dipicu kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi terkait melebihi pembicaraan tentang rilis stok minyak mentah global.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent Mei naik US$3,04 atau 3,1% menjadi US$101,01 per barel pada 0843 GMT. Harga minyak Brent menyentuh level tertinggi tujuh tahun di US$105,79 setelah invasi dimulai minggu lalu.

Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pengiriman April naik US$2,56 atau 2,67% menjadi US$98,28. Kontrak harga minyak tersebut menyentuh level tertinggi US$99,10 per barel pada hari sebelumnya, berakhir naik lebih dari 4%.


Baca Juga: Rusia Minta TikTok Tidak Merekomendasikan Konten Militer Untuk Anak di Bawah Umur

Sebuah konvoi militer besar Rusia mendekati ibukota Ukraina Kyiv pada hari Selasa setelah pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina gagal mencapai terobosan.

Isolasi ekonomi Rusia memburuk ketika perusahaan pelayaran terbesar di dunia Maersk pada hari Selasa mengatakan akan menghentikan pengiriman kontainer ke dan dari Rusia

"Situasi rapuh di Ukraina dan sanksi keuangan dan energi terhadap Rusia akan membuat krisis energi terus berlanjut dan minyak jauh di atas US$100 per barel dalam waktu dekat dan bahkan lebih tinggi jika konflik semakin meningkat," Louise Dickson, analis pasar minyak Rystad Energi, dalam catatan.

Perusahaan minyak dan gas besar, termasuk BP dan Shell, telah mengumumkan rencana untuk keluar dari operasi dan usaha patungan Rusia.

Pembeli minyak Rusia menghadapi kesulitan pembayaran dan ketersediaan kapal karena sanksi.

Namun, suasana pasar dibantu oleh Amerika Serikat dan sekutunya yang membahas rilis terkoordinasi stok minyak mentah untuk mengurangi gangguan pasokan. Rilis itu bisa mencapai 60 juta hingga 70 juta barel.

"Kemungkinan rilis itu membatasi kenaikan harga minyak untuk saat ini," tulis analis Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Emas Turun Tipis, Konflik Rusia Masih Menjadi Penopang Utama

Badan Energi Internasional (IEA) akan mengadakan pertemuan tingkat menteri luar biasa pada hari Selasa untuk membahas peran apa yang dapat dimainkan anggotanya dalam menstabilkan pasar minyak.

Sementara itu, pabrik-pabrik Asia mengalami pemulihan cepat pada Februari di tengah tanda-tanda pandemi virus corona tidak terlalu berdampak pada bisnis, yang menyiratkan kenaikan permintaan minyak.

Rusia, yang menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus", mengekspor sekitar 4 juta hingga 5 juta barel per hari minyak mentah, dan 2 juta hingga 3 juta barel per hari produk olahan.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya - termasuk Rusia - juga akan bertemu pada hari Rabu dan diperkirakan akan tetap dengan rencana peningkatan produksi untuk April.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto