Harga Minyak Lanjut Menguat di Tengah Kekhawatiran Pasokan dan Pemulihan Permintaan



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik tipis setelah eksekutif industri menandai kekhawatiran tentang terbatasnya kapasitas cadangan di pasar dan ketidakpastian atas pasokan Rusia. Di siis lain, permintaan dari importir minyak mentah utama China mulai pulih.

Selasa (7/3) pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2023 naik 40 sen, atau 0,5% menjadi US$ 86,58 per barel, setelah ditutup naik 0,4% pada hari Senin (6/3).

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2023 naik 0,4% menjadi US$ 80,76 per barel, menyusul kenaikan 1% di sesi sebelumnya.


Harga Brent berada di jalur yang naik untuk sesi keenam berturut-turut, kenaikan terpanjang sejak Mei 2022. Hal tersebut, didukung oleh harapan pemulihan permintaan China dan karena kapasitas penyulingan baru di Asia dan Timur Tengah sedang ditingkatkan, memproses lebih banyak minyak mentah.

Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Tertahan Jelang Pidato Jerome Powell di Hadapan Senat AS

"Kekhawatiran pasokan yang membantu harga minyak lebih tinggi semalam kemungkinan besar berasal dari komentar CEO Chevron bahwa 'tidak banyak kapasitas ayunan' di pasar minyak," kata analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar dalam sebuah catatan.

"Kunci yang tidak diketahui untuk tahun 2023 adalah gangguan terhadap ekspor minyak dan produk olahan Rusia."

CEO Chevron Mike Wirth mengatakan, kapal yang membawa minyak mentah dan produk Rusia sekarang harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk mencapai pasar yang tidak dikenai sanksi. Sementara persediaan minyak dan pasokan terbatas, membuat pasar global rentan terhadap gangguan pasokan yang tidak terduga.

Pedagang sangat menunggu data perdagangan minyak China untuk Januari dan Februari pada Senin malam, mencari sinyal pemulihan permintaan setelah Beijing mencabut kontrol pandemi akhir tahun lalu.

Di AS, laporan persediaan minyak mentah dan produk minggu ini diperkirakan menunjukkan penurunan untuk minggu lalu, sebuah jajak pendapat Reuters awal menunjukkan pada hari Senin.

Editor: Anna Suci Perwitasari