JAKARTA. Harga minyak dunia terus bergerak menguat memimpin kenaikan harga komoditas utama dunia. Sejak akhir 2012 hingga kemarin, harga minyak dunia menguat 17,10% ke posisi US$ 109,61 per barel. Memanasnya kondisi geopolitik di kawasan Timur Tengah kian membakar harga minyak. Analis Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, hal ini menaikkan kekhawatiran pasar atas gangguan pasokan minyak dunia sehingga mengangkat harganya. Membaiknya prospek pertumbuhan ekonomi sejumlah negara besar, yang bisa memicu permintaan minyak, turut mendongkrak harga komoditas ini. Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati memperkirakan, terus menanjaknya harga minyak dunia kemungkinan besar akan berdampak negatif terhadap kondisi ekonomi dalam negeri. Kenaikan harga minyak bisa semakin memperbesar defisit neraca perdagangan Januari-Juli mencapai US$ 5,65 miliar.
Harga minyak makin mengancam neraca
JAKARTA. Harga minyak dunia terus bergerak menguat memimpin kenaikan harga komoditas utama dunia. Sejak akhir 2012 hingga kemarin, harga minyak dunia menguat 17,10% ke posisi US$ 109,61 per barel. Memanasnya kondisi geopolitik di kawasan Timur Tengah kian membakar harga minyak. Analis Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, hal ini menaikkan kekhawatiran pasar atas gangguan pasokan minyak dunia sehingga mengangkat harganya. Membaiknya prospek pertumbuhan ekonomi sejumlah negara besar, yang bisa memicu permintaan minyak, turut mendongkrak harga komoditas ini. Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati memperkirakan, terus menanjaknya harga minyak dunia kemungkinan besar akan berdampak negatif terhadap kondisi ekonomi dalam negeri. Kenaikan harga minyak bisa semakin memperbesar defisit neraca perdagangan Januari-Juli mencapai US$ 5,65 miliar.