KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek harga minyak hingga akhir tahun diyakini masih dalam tren tertekan. Apalagi, sentimen harga minyak saat ini tidak hanya terbatas pada supply dan demand, tapi juga masalah geopolitik. Sekedar mengingatkan, pertengahan September lalu harga minyak sempat menguat sesaat akibat perusahaan minyak milik Arab Saudi, Saudi Aramco diserang 10 drone. Alhasil. produksi minyak di Arab Saudi anjlok 5,7 juta barel per hari atau sekitar 50% dari total produksi Negeri Raja Minyak tersebut. Meskipun begitu, Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menilai, di jangka menengah harga minyak global bakal berada di rentang harga US$ 50 per barel hingga US$ 60 per barel. Setelah, sentimen Aramco sempat mendorong harga minyak global naik ke US$ 63,36 per barel, harga minyak mulai turun ke kisaran US$ 50 per barel. "Saat harga di atas US$ 60 per barel, direkomendasikan jual atau sell in strength," ungkap Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (9/10).
Harga minyak masih berpeluang tertekan hingga akhir tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek harga minyak hingga akhir tahun diyakini masih dalam tren tertekan. Apalagi, sentimen harga minyak saat ini tidak hanya terbatas pada supply dan demand, tapi juga masalah geopolitik. Sekedar mengingatkan, pertengahan September lalu harga minyak sempat menguat sesaat akibat perusahaan minyak milik Arab Saudi, Saudi Aramco diserang 10 drone. Alhasil. produksi minyak di Arab Saudi anjlok 5,7 juta barel per hari atau sekitar 50% dari total produksi Negeri Raja Minyak tersebut. Meskipun begitu, Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menilai, di jangka menengah harga minyak global bakal berada di rentang harga US$ 50 per barel hingga US$ 60 per barel. Setelah, sentimen Aramco sempat mendorong harga minyak global naik ke US$ 63,36 per barel, harga minyak mulai turun ke kisaran US$ 50 per barel. "Saat harga di atas US$ 60 per barel, direkomendasikan jual atau sell in strength," ungkap Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (9/10).