Harga minyak masih bisa mendidih



JAKARTA. Harga minyak mentah tergelincir. Kesepakatan awal antara Iran dan enam negara besar terkait program nuklir Iran, akan mengurangi sanksi ekonomi yang selama ini diberlakukan pada Iran. Ini berpotensi mempengaruhi harga penjualan minyak global, jika Iran bisa kembali ke kancah penjualan minyak dunia.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2014 di Nymex, Senin (25/11) pukul 17.00 WIB, terkoreksi 1,18% menjadi US$ 93,72 per barel dibanding harga di akhir pekan.

Namun, pada kesepakatan awal yang terjadi Minggu (24/11), kebijakan terhadap ekspor minyak Iran masih tidak berubah. Uni Eropa (UE) masih akan melarang impor minyak mentah dari Iran.  "Hal yang penting bagi harga minyak adalah apakah ini akan menuju solusi akhir yang pada akhirnya sanksi ekonomi Iran akan dicabut sama sekali," ujar Ric Spooner, Kepala Analis CMC Markets seperti dikutip Bloomberg.  


Pasar akan menanti, jika sanksi penjualan ke UE bisa dicabut, apakah minyak dari Iran bisa memaksa produsen minyak utama di Timur Tengah seperti Arab Saudi untuk menurunkan harga jual.

Sebelumnya, harga minyak cenderung menguat, terangkat rilis data pencairan klaim asuransi mingguan di Amerika Serikat (AS) yang positif. Ini meningkatkan ekspektasi pasar terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi AS.

Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures mengatakan, ke depannya, harga minyak masih berpotensi menguat.  Topangan datang dari kenaikan permintaan minyak menjelang perayaan Natal dan musim dingin di AS.

Daru Wibisono, analis Monex Investindo  juga memperkirakan, harga minyak juga akan cenderung naik. Harga minyak akan ditopang oleh data ekonomi AS, meski masalah nuklir Iran akan menjadi sentimen negatif. "Sentimennya masih fokus pada stimulus moneter AS yang masih bisa berjalan hingga Desember. Sehingga ini mendorong harga minyak untuk cenderung naik," ujar Daru.

Secara teknikal, Daru mengatakan, moving average convergence divergence (MACD) masih di bawah level 0. Histogram menunjukkan ada potensi penguatan. Stochastic juga bergerak naik, menunjukkan garis uptrend dan  berada di area 80.

Daru memprediksi, harga minyak dalam sepekan ke depan berada di US$ 95,85-US$ 96,00 per barel. Proyeksi Suluh, harga minyak akan menguat di kisaran US$ 93-US$ 98 per barel sepekan.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini