Harga minyak masih cenderung tertekan



JAKARTA. Harga minyak kembali terkoreksi di awal pekan ini. Kenaikan harga yang cukup tinggi akhir minggu lalu sebesar 4,9% menjadi US$ 91,40 per barel dibanding sehari sebelumnya, menyebabkan aksi ambil untung alias profit taking di awal pekan.

Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September di New York Mercantile Exchange, kemarin, terpangkas 0,41% ke level US$ 91,02 per barel ketimbang harga di akhir pekan lalu.

Selain itu, kekhawatiran badan tropis Ernesto yang bergerak ke Teluk Meksiko bakal mengganggu produksi minyak di wilayah itu mulai memudar. Data US National Hurricane Center mencatat, kecepatan Badai Ernesto terdeteksi mulai melambat 15 mil per jam menjadi 12 mil per jam pada pagi kemarin waktu AS.


Potensi koreksi

Maklum, menurut data Departemen Energi Amerika Serikat (AS), wilayah Teluk Meksiko berkontribusi terhadap produksi minyak AS sebesar 29%. Jika badai memburuk, bisa mengancam produksi dan distribusi minyak di wilayah itu.

Head of Analyst Askap Futures, Suluh Wicaksono, melihat, pergerakan harga minyak masih rentan terhadap koreksi. "Setelah sempat naik tinggi pada akhir pekan lalu, potensi harga minyak kembali ke level support US$ 86 per barel masih cukup terbuka," ujar Suluh.

Sebenarnya, pergerakan harga saat ini lebih dekat ke level support. Hanya saja, imbuh Suluh, tidak ada lagi faktor yang bisa mendongkrak harga minyak. Karena itu, Ia memperkirakan harga masih akan cenderung tertekan. Prediksi dia, harga minyak sepanjang pekan ini akan bergerak di level US$ 87 per barel hingga US$ 93 per barel.

Ariston Tjendra, Head of Research & Analysis Division Monex Investindo Futures, menambahkan, meski arah harga minyak terlihat menguat, potensi koreksi minyak belum habis. Ekspektasi penurunan permintaan akibat pelambatan pertumbuhan global masih menjadi ancaman.

Hitungan Ariston, harga minyak sepanjang pekan ini akan bergerak pada kisaran US$ 86,70 per barel hingga US$ 93,20 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini