Harga minyak masih merambat turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak merambat turun sejak awal pekan ini. Rabu (13/11) pukul 7.32 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2019 di New York Mercantile Exchange turun 0,32% ke US$ 56,62 per barel.

Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa AS dan China mendekati akhir kesepakatan fase satu tampaknya kurang meyakinkan pasar komoditas energi. Kekhawatiran perlambatan ekonomi dan permintaan minyak akibat perang dagang masih menjadi penekan harga minyak sepanjang pekan ini.

Persediaan minyak mentah AS diprediksikan turun pada pekan yang berakhir 8 November lalu. Penurunan ini terjadi setelah stok naik dalam lima pekan berturut-turut. Perbaikan pipa Keystone pun akan membuka kembali penarikan minyak dari pusat pasokan Cushing.


Baca Juga: Kinerja Masih Loyo, Emiten Transportasi Ekspansi ke Bisnis Baru premium

Goldman Sachs memangkas prediksi pertumbuhan produksi minyak AS pada tahun depan. "Pasar terjebak antara persepsi kelebihan permintaan 2020 dan penguatan pasar fisik minyak secara global,"  kata Scott Shelton, broker ICAP kepada Reuters.

Sementara itu, International Energy Agency (IEA) memperkirakan bahwa pertumbuhan permintaan minyak global akan melambat mulai tahun 2025 karena peningkatan efisiensi bahan bakar dan penggunaan elektrifikasi. Dalam laporan World Energy Outlook, organisasi internasional berbasis di Paris ini mengatakan, pertumbuhan permintaan akan tetap naik pada periode hingga tahun 2040 meski ada penurunan pada dekade 2030.

Baca Juga: Duh, Kinerja IDXValue30 Lebih Buruk dari IHSG premium

IEA memperkirakan, permintaan minyak akan bertambah 1 juta barel per hari pada setiap tahun hingga tahun 2025 dari 97 juta barel per hari pada tahun 2018. "Ada penurunan besar setelah 2025, tapi ini tidak mengarah pada puncak penggunaan minyak,"  ungkap IEA.

Permintaan minyak masih akan terus bertumbuh karena penggunaan di sektor penerbangan, perkapalan, truk, dan sektor petrokimia. Tapi, penggunaan minyak pada mobil penumpang akan mencapai puncak pada akhir 2020 karena banyak pengguna beralih ke mobil listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati