KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia mengalami rebound dari penurunan awal pada transaksi Rabu (14/2). Berdasarkan data CNBC, harga kontrak minyak WTI yang berakhir pada sesi Rabu, naik US$ 1,41 atau 2,4% menjadi US$ 60,60 sebarel. Sedangkan harga minyak Brent naik US$ 1,68% atau 2,7% menjadi US$ 64,40 per barel pada pukul 14.29 waktu New York. Kondisi ini terjadi setelah data yang dirilis pemerintah menunjukkan cadangan minyak AS naik lebih rendah dari prediksi. Asal tahu saja, data Energy Information Administration menunjukkan, cadangan minyak AS naik 1,8 juta barel pada pekan lalu. Lebih rendah dari ekspektasi market sebesar 2,8 juta barel. Di sisi lain, cadangan minyak mentah turun lagi di Cushing, Oklahoma dan telah terpangkas hingga separuhnya sejak awal November 2017. Selain itu, menteri perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih memberikan sinyal bahwa produsen minyak dunia tidak akan mengakhiri kesepakatan pembatasan minyak secara prematur. OPEC dan partnernya, termasuk Rusia, sudah melakukan pemangkasan suplai minyak sejak Januari 2017 dengan tujuan untuk mengurangi pasokan minyak global. Kesepakatan ini dilanjutkan hingga saat ini.
Harga minyak melaju 2,4% karena faktor cadangan minyak AS
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia mengalami rebound dari penurunan awal pada transaksi Rabu (14/2). Berdasarkan data CNBC, harga kontrak minyak WTI yang berakhir pada sesi Rabu, naik US$ 1,41 atau 2,4% menjadi US$ 60,60 sebarel. Sedangkan harga minyak Brent naik US$ 1,68% atau 2,7% menjadi US$ 64,40 per barel pada pukul 14.29 waktu New York. Kondisi ini terjadi setelah data yang dirilis pemerintah menunjukkan cadangan minyak AS naik lebih rendah dari prediksi. Asal tahu saja, data Energy Information Administration menunjukkan, cadangan minyak AS naik 1,8 juta barel pada pekan lalu. Lebih rendah dari ekspektasi market sebesar 2,8 juta barel. Di sisi lain, cadangan minyak mentah turun lagi di Cushing, Oklahoma dan telah terpangkas hingga separuhnya sejak awal November 2017. Selain itu, menteri perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih memberikan sinyal bahwa produsen minyak dunia tidak akan mengakhiri kesepakatan pembatasan minyak secara prematur. OPEC dan partnernya, termasuk Rusia, sudah melakukan pemangkasan suplai minyak sejak Januari 2017 dengan tujuan untuk mengurangi pasokan minyak global. Kesepakatan ini dilanjutkan hingga saat ini.