Harga minyak melaju meski stok di AS meningkat



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Minyak mentah masih mampu mempertahankan penguatan meskipun data stok minyak di Amerika Serikat (AS) dilaporkan naik. Tampaknya perhatian pasar masih fokus terhadap kondisi geopolitik di negara-negara produsen minyak.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (25/4), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni di Nymex naik 0,46% ke level US$ 68,01 per barel.

Pelaku pasar masih mencermati kondisi geopolitik di Timur Tengah, sebagai penghasil minyak yang cukup besar. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump akan memutuskan pengembalian sanksi terhadap Teheran pada 12 Mei nanti.


Kemudian, perusahaan minyak utama AS, Chevron Vorp juga mulai mengevakuasi eksekutifnya dari Venezuela akibat perselisihan kontrak dengan perusahaan minyak milik negara PDVSA.

"Risiko geopolitik di pasar memiliki premi yang cukup tinggi," kata Gene McGillian, Peneliti di Tradition Energy seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/4).

Menurutnya, kekhawatiran pasar terhadap risiko geopolitik sampai mengabaikan laporan Energy Information and Administration (EIA). Untuk pekan yang berakhir 20 April, di luar perkiraan, stok minyak AS masih naik sekitar 2,2 juta barel. Padahal, awalnya diperkirakan stok minyak akan menyusut sekitar 1,6 juta barel.

Meski begitu minyak tetap dibayangi sentimen negatif dari kenaikan imbal hasil obligasi AS di atas 3%. Hal itu mendorong indeks dollar AS naik ke level tertinggi tiga bulan, sehingga membuat minyak lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini