Harga Minyak Melanjutkan Penurunan Akibat Penguatan Dolar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah pada Senin pagi di tengah aksi ambil untung dan rebound nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Senin (17/7) pukul 7.05 WIB, harga minyak WTI kontrak Agustus 2023 di New York Mercantile Exchange turun 0,71% ke US$ 74,88 per barel dari akhir pekan lalu US$ 75,42 per barel.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Agustus 2023 di ICE Futures turun 0,73% ke US$ 79,29 per barel dari posisi akhir pekan lalu US$ 79,87 per barel.

Dalam sepekan, harga minyak WTI masih menguat 2,59%. Sedangkan harga minyak Brent menguat 2,06%.


"Tampaknya hanya aksi ambil untung, dengan kekhawatiran permintaan karena dolar rebound," kata John Kilduff, partner di Again Capital kepada Reuters.

Baca Juga: Kembali Surplus Besar, Meski Perdagangan Turun

Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia naik ke 99,96 pada pagi ini dari 99,91 di akhir pekan lalu.

Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di US Bank Wealth Management memperkirakan, harga minyak masih berpotensi menguat pada pekan ini. Kenaikan disokong oleh pelonggaran inflasi, rencana untuk mengisi kembali cadangan strategis AS, pengurangan pasokan, dan gangguan yang dapat mendukung pasar.

Harga minyak sebelumnya terus menguat setelah gangguan pasokan di Libya dan Nigeria meningkatkan kekhawatiran bahwa pasar akan mengetat dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Juga: Pemerintah Waspadai Efek Pergerakan Harga Komoditas Terhadap Setoran PNBP

Beberapa ladang minyak di Libya ditutup pada Kamis karena protes suku setempat terhadap penculikan mantan menteri. Secara terpisah, Shell menangguhkan pemuatan minyak mentah Forcados Nigeria karena potensi kebocoran di terminal.

Gangguan Libya menghentikan produksi sekitar 370.000 barel per hari (bpd). Sementara penurunan produksi dari penghentian di Nigeria dipatok pada 225.000 bpd, kata analis PVM John Evans.

Analis Commerzbank menambahkan bahwa harga minyak juga berpotensi menguat disokong oleh pengurangan ekspor minyak Rusia sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati