Harga minyak melanjutkan penurunan sejak awal pekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan penurunan yang terjadi sejak awal pekan. Selasa (8/12) pukul 7.30 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2021 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 45,59 per barel, turun 0,37% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin.

Pada perdagangan kemarin, harga minyak WTI turun 1,08% dalam sehari. Penambahan kasus corona dan kenaikan tensi antara Amerika Serikat (AS) Dan China mengimbangi efek pemangkasan produksi OPEC+ yang ditetapkan sejak pekan lalu.

AS menjatuhkan sanksi dan larangan perjalanan pada 14 pejabat China atas dugaan peran mereka dalam diskualifikasi Beijing terhadap legislator oposisi terpilih di Hong Kong. Meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, konsumen minyak utama dunia, telah berulang kali membebani pasar dalam beberapa tahun terakhir.


China, importir minyak mentah terbesar dunia, telah menopang kenaikan harga minyak mentah tahun ini. Dalam 11 bulan pertama tahun ini, China mengimpor total 503,92 juta ton atau 10,98 juta barel per hari, naik 9,5% dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi di tengah gelombang pembatasan Covid-19 di AS

Secara global, lonjakan kasus virus corona telah memaksa serangkaian penguncian baru, termasuk langkah-langkah ketat di negara bagian California AS serta di Jerman dan Korea Selatan. Konsumsi bensin AS turun selama minggu liburan Thanksgiving ke level terendah dalam lebih dari 20 tahun karena lebih sedikit penduduk AS yang bepergian selama pandemi.

Kontrak minyak WTI dan brent naik sekitar 2% minggu lalu setelah OPEC+ menyepakati untuk mengurangi lebih sedikit pemangkasan dari rencana awal mulai Januari. "Pasokan masih sedikit di tengah puncak musim dingin di belahan bumi utara," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.

Dalam laporan, perusahaan riset ekonomi Capital Economics memperkirakan produksi OPEC+ akan naik kurang dari yang diizinkan perjanjian baru karena pemotongan kompensasi dan permintaan kuartal pertama yang lemah.

Baca Juga: Sejauh mana sentimen vaksin akan mendorong IHSG? Simak kata analis

Menyusul kesepakatan OPEC+, Morgan Stanley menaikkan perkiraan harga Brent jangka panjang menjadi US$ 47,50 per barel dari US$ 45 dan merevisi perkiraan harga WTI jangka panjang menjadi US$ 45 per barel dari US$ 42,50.

Sementara, Iran telah menginstruksikan kementerian perminyakan untuk mempersiapkan instalasi untuk produksi dan penjualan minyak mentah dengan kapasitas penuh dalam tiga bulan. "Ini menambah tekanan pada harga minyak adalah potensi peningkatan produksi Iran dalam tiga bulan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA. Dia menambahkan, Iran optimistis AS akan melonggarkan pembatasan jika mereka kembali ke kesepakatan nuklir 2015.

Baca Juga: Menguat lima pekan beturut-turut, harga minyak mentah koreksi tipis

Baca Juga: Harga emas hari ini naik tipis setelah kemarin melesat 1,30%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati