Harga Minyak Melemah di Pagi Ini (26/1), Brent ke US$ 82,12 dan WTI ke US$ 76,95



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak melemah pada awal perdagangan pada hari ini, walau berada di jalur penguatan untuk minggu ini. Sentimen datang karena data ekonomi positif dari Amerika Serikat dan China serta penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Jumat (26/1) puku; 08.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2024 turun 32 sen atau 0,39%ke US$ 82,12 per barel.

Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2024 turun 41 sen, atau 0,5% menjadi US$ 76,95 per barel.


Patokan Brent berada di jalur penguatan sebesar 4,5% untuk minggu ini, sedangkan patokan WTI ditetapkan naik 4,8%. Keduanya berada di jalur kenaikan minggu kedua berturut-turut.

Para pejabat China telah meminta Iran untuk membantu mengendalikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah oleh kelompok Houthi yang didukung Iran, atau mengambil risiko merusak hubungan bisnis dengan Beijing, kata sumber, dalam sebuah langkah yang membantu meredakan kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Pada Jumat (26/1) Pagi, Setelah Naik Tinggi Kemarin

Houthi akan terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel sampai bantuan mencapai rakyat Palestina di Gaza, kata pemimpin kelompok tersebut pada hari Kamis.

Namun, yang mendorong harga pada minggu ini adalah penurunan persediaan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan, data ekonomi yang kuat dari AS dan China, dan kekhawatiran akan gangguan pasokan setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang minyak di Rusia selatan minggu ini.

Stok minyak mentah AS turun 9,2 juta barel setelah cuaca musim dingin memukul produksi minyak mentah, kata Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Rabu.

Dari sisi permintaan, yang mendukung harga pada minggu ini, data menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat dan China mengumumkan pemotongan besar cadangan bank untuk memacu pertumbuhan.

Para pedagang juga berspekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan menurunkan suku bunga mulai bulan April karena mereka berpandangan bahwa para pembuat kebijakan semakin merasa nyaman dengan prospek inflasi. Biaya pinjaman yang lebih rendah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Editor: Anna Suci Perwitasari