Harga minyak melonjak 2,1% setelah pasukan koalisi menyerang Libia



SYDNEY. Kontrak harga minyak kembali terdongkrak naik. Melonjaknya harga emas hitam itu terjadi setelah AS, Inggris, dan Prancis melancarkan serangan militer dan udara di Libia. Investor cemas, kondisi itu akan kembali memangkas suplai minyak dari Libia. Pagi tadi, harga minyak melejit sebesar 2,1% setelah pimpinan Libya Muamar Kaddafi bersumpah akan menghancurkan pasukan koalisi. Sementara itu, di Bahrain, sekitar 90% pegawai Bahrain Petroleum co menggelar aksi mogok kerja sebagai protes atas tindakan brutal polisi terhadap pengunjuk rasa di negara itu. Kondisi di Yaman juga cukup tegang. Pada 18 Maret lalu, pemerintah Yaman mendeklarasikan kondisi darurat negaranya. "Kondisi di Bahrain lebih penting dibanding Libya. Fokus utama akan bertumpu pada Arab Saudi dan Iran yang merupakan penyuplai minyak terbesar saat ini. Baru kemudian disusul Bahrain," papar Jonathan Barratt, managing director Commodity Broking Services Pty di Sydney. Catatan saja, pagi tadi, kontrak harga minyak untuk pengantaran April naik US$ 2,12 menjadi US$ 103,19 per barel di NYMEX. Pada pukul 10.17 waktu Sydney, kontrak yang sama berada di level US$ 102,71. Sedangkan kontrak harga minyak jenis Brent naik US$ 2,26 atau 2% menjadi US$ 116,19 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie