Harga Minyak Melonjak 5%, Gangguan Pipa CPC Tambah Kekhawatiran Pasokan



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak melonjak 5% pada akhir perdagangan karena gangguan pada ekspor minyak mentah Rusia dan Kazakhstan yang melalui pipa Caspian Pipeline Consortium (CPC). Hal ini menambah kekhawatiran atas ketatnya pasokan global.

Rabu (23/3), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2022 ditutup naik US$ 6,12 atau 5,3% menjadi US$ 121,60 per barel.

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2022 melonjak US$ 5,66 atau 5,2% ke US$ 114,93 per barel.


Patokan minyak terus menguat sejak Rusia menginvasi Ukraina di bulan lalu, dalam apa yang disebutnya "operasi khusus". Hal tersebut membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menjatuhkan sanksi berat terhadap negara itu, dan mengganggu perdagangan minyak dunia.

Situasi tersebut menambah kekhawatiran pasar tentang efek riak dari sanksi berat terhadap Rusia, setelah invasi ke Ukraina.

Baca Juga: Harga Minyak Tertekan Penguatan Dolar dan Mundurnya Isu Embargo Rusia

Pipa CPC adalah jalur pasokan yang signifikan untuk pasar global, membawa sekitar 1,2 juta barel per hari dari kelas minyak mentah utama Kazakhstan, atau 1,2% dari permintaan global.

Rusia mengekspor antara 4 juta dan 5 juta barel minyak mentah setiap hari, menjadikannya eksportir terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Analis memiliki perkiraan yang bervariasi tentang berapa banyak minyak yang tidak dapat mencapai pasar.

"Ada konsensus yang berkembang bahwa larangan de facto atas pembelian minyak Rusia telah mengakibatkan gangguan pasokan 2 juta hingga 3 juta barel per hari, dan sampai dunia dapat menemukan cara untuk mengganti minyak itu, kita akan naik lebih tinggi sampai penghancuran permintaan terjadi," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Ekspor minyak mentah dari terminal CPC Kazakhstan di pantai Laut Hitam Rusia berhenti total pada Rabu setelah kerusakan yang disebabkan oleh badai besar dan cuaca buruk yang terus berlanjut, kata seorang agen kapal pelabuhan dan kepala CPC.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak kemudian mengatakan bahwa pasokan minyak oleh CPC mungkin benar-benar dihentikan hingga dua bulan.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden akan mengumumkan lebih banyak sanksi Rusia ketika ia bertemu dengan para pemimpin Eropa pada hari Kamis di Brussels, termasuk pertemuan darurat NATO.

Negara-negara anggota Uni Eropa tetap terpecah tentang apakah akan melarang impor minyak mentah dan produk minyak Rusia setelah Kanada dan Amerika Serikat mengatakan mereka akan melarang impor dari Rusia, dan Inggris mengatakan akan mengurangi pembelian tersebut.

Baca Juga: Wall Street Anjlok, Reli Minyak dan Konflik Rusia-Ukraina Picu Kekhawatiran

"Jika ada harapan bahwa perang akan berkurang, itu tidak benar," kata Claudio Galimberti, wakil presiden senior analisis di Rystad Energy. "Anda dapat mengharapkan pengetatan lebih lanjut di pasar."

Stok minyak mentah AS turun 2,5 juta barel pekan lalu, menurut data pemerintah, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan moderat. Produksi minyak mentah tetap datar di 11,6 juta barel per hari selama tujuh minggu berturut-turut. Produsen di Amerika Serikat telah didorong untuk melakukan pengeboran, tetapi produksinya lambat untuk merespon.

Editor: Anna Suci Perwitasari