Harga Minyak Melorot di Tengah Kekhawatiran Lonjakan Covid-19 di China



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak turun di tengah kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus COVID-19 di China yang merupakan importir minyak utama dunia, akan mengganggu pemulihan ekonomi negara tersebut.

Harga minyak Brent berjangka untuk pengiriman Februari turun 68 sen, atau 0,8%, menjadi US$ 83,65 per barel, pada 0710 GMT. Sementara harga minyak mentah AS turun 46 sen, atau 0,6%, menjadi US$ 79,07 per barel.

Kedua tolok ukur harga minyak ini sebelumnya naik ke level tertinggi dalam tiga minggu pada hari Selasa di tengah harapan untuk meningkatkan permintaan bahan bakar setelah China mengatakan akan berhenti mewajibkan pelancong masuk untuk melakukan karantina mulai dari 8 Januari.


Tetapi belakangan, rumah sakit di China telah berada di bawah tekanan kuat karena lonjakan infeksi COVID-19.

Baca Juga: Harga Emas Spot Bergerak Terbatas pada Level US$1.811,20 pada Rabu (28/12)

"Bahkan setelah China melonggarkan pembatasan COVID, permintaan minyak sulit untuk pulih dalam waktu singkat karena penurunan aktivitas luar ruangan terjadi dengan cepat karena infeksi kian masif," kata Leon Li, analis di CMC Markets.

Di sisi lain, AS sebelumnya bekerja keras untuk melanjutkan operasi di sejumlah fasilitas yang terhenti karena cuaca dingin di sebagian besar negara bagian di negara tersebut. Cuaca buruk juga mengganggu produksi sehingga memangkas produksi minyak dan gas dari North Dakota dan Texas.

Kenaikan harga minyak juga didukung oleh berita bahwa Rusia berencana melarang penjualan minyak ke negara-negara yang mematuhi batas harga G7 yang diberlakukan pada 5 Desember.

"Namun meski larangan Rusia atas penjualan minyak akan memangkas pasokan, hal ini akan diimbangi oleh permintaan yang lebih rendah karena potensi resesi ekonomi global tahun depan," tambah Li.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi