JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk harus rela menutup laporan keuangan 2015 dengan catatan penurunan pendapatan 12,06%. Pendapatan tahun 2014 sebesar Rp 22,47 triliun tergelincir menjadi Rp 19,76 triliun pada 2015. Direktur PT AKR Corporindo Tbk Suresh Vembu menuding, histori harga minyak dunia tahun lalu menjadi biang keladi penurunan pendapatan. Apalagi, harga minyak dunia sempat merosot hingga di bawah US$ 30 per barel. Meski begitu, AKR Corporindo masih bersyukur lantaran catatan bottom line masih tumbuh. Laba tahun berjalan tahun 2015 tercatat Rp 1,06 triliun sedangkan laba tahun 2014 tercatat Rp 790,56 miliar.
"Tahun lalu kami bisa maintain margin sehingga ada kenaikan," kata Suresh kepada KONTAN, Senin (14/3). Mengintip laporan keuangan tahun 2015, AKR Corporindo memang diuntungkan oleh penyusutan beban pokok penjualan dan pendapatan. Beban pokok penjualan dan pendapatan mereka tercatat Rp 17,55 triliun, atau menyusut 15,38% dibandingkan dengan tahun 2014. Dua penopang penyusutan beban pokok penjualan dan pendapatan adalah penurunan biaya perdagangan dan distribusi serta biaya pabrikasi. Penyusutan beban pokok penjualan dan pendapatan sebesar 15,38% itu, lebih besar ketimbang penurunan pendapatan 12,06% tadi. Alhasil, rapor AKR Corporindo lantas membiru di pos laba bruto, alias pos laporan rugi/laba pasca pendapatan dikurangi oleh beban pokok penjualan dan pendapatan. Nah, tahun ini AKR Corporindo berharap tak cuma bottom line saja yang tumbuh. Perusahaan berkode AKRA di Bursa Efek Indonesia itu juga ingin top line alias pendapatan bisa tumbuh 10%-15%. Angka ini adalah target sementara karena manajemen perusahaan itu masih akan mengkaji target tahun 2016, seiring perkembangan kondisi ekonomi makro ke depan. Yang pasti, AKR Corporindo menyiapkan dua strategi agar target tadi tak menguap begitu saja. Pertama, menambah 22 - 25 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Selain Jawa, sasaran lokasi AKR Corporindo adalah Sumatera dan Kalimantan. Menurut mereka, jumlah SPBU di Sumatera dan Kalimantan masih minim. Padahal kebutuhan pengisian bahan bakar di sana semakin besar. Agar rencana berjalan mulus, AKR Corporindo menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar - Rp 600 miliar. Selain untuk menambah SPBU, sebagian capex tersebut akan mereka pakai untuk membangun infrastruktur, terminal BBM dan membeli kapal baru.
Saat ini, AKR Corporindo telah mengoperasikan 130 SPBU. "Kami harapkan hingga akhir tahun ini bisa menjadi 145-50 SPBU," ujar Suresh. Strategi kedua, memaksimalkan bisnis kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Perusahaan itu mengaku, sudah ada perusahaan kimia yang berniat membeli lahan di JIIPE. Mengingatkan saja, JIIPE adalah proyek kongsi antara AKR Corporindo dengan PT Pelindo III (Persero). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan