Harga minyak menanjak setelah profit taking



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat tipis pada perdagangan pagi. Selasa (5/12) pukul 7.28 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2018 menguat ke US$ 57,49 per barel dari hari sebelumnya US$ 57,47 per barel.

Harga minyak mulai menanjak setelah kemarin koreksi 1,5% akibat profit taking. Pasar komoditas minyak tertekan kenaikan produksi Amerika Serikat (AS).

John Kilduff, partner Again Capital Management  mengatakan, pasar cenderung bearish di pasar minyak meski OPEC melanjutkan pemangkasan produksi. "Saat ini tidak banyak amunisi di sisi bullish," kata dia kepada CNBC.


Produksi minyak AS bulan September mencapai 9,5 juta barel per bhari. Ini adalah produksi bulanan tertinggi sejak 2015. Level tertinggi produksi minyak AS adalah 9,6 juta barel per hari pada tahun 1970.

Jumlah rig pengeboran AS bertambah dua, menjadi 749 rig. Angka ini adalah rig tertinggi sejak bulan September.

Meski jumlah rig bertambah, levelnya masih jauh di bawah level tahun 2015 dan cenderung stagnan sejak Juni. "Artinya, perusahaan pengeboran lebih hati-hati dalam membelanjakan dana untuk produksi," kata Harold Hamm, CEO Continental Resources.

Produsen minyak mulai menggenjot produksi tahun ini seiring dengan kenaikan harga. Harga minyak menguat setelah para produsen di OPEC dan Rusia mulai memangkas produksi. OPEC dan Rusia akan menahan produksi hingga akhir 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati