Harga minyak menanti data cadangan AS



SINGAPURA. Harga minyak dunia kembali melemah pada transaksi hari ini (19/7). Berdasarkan data CNBC, pada pukul 11.21 WIB, harga minyak jenis Brent tertekan 13 sen menjadi US$ 46,83 per barel. Pada sesi penutupan kemarin, harga minyak Brent melorot 1,4% atau turun 65 sen.

Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 14 sen menjadi US$ 45,10 sebarel setelah tertekan 1,6% atau 71 sen pada sesi sebelumnya.

Apa yang menyebabkan harga minyak tak bertenaga? Rupanya, kecemasan mengenai membludaknya cadangan minyak global kembali menjadi penyebab penurunan harga minyak. Padahal, sebelumnya, pelaku minyak berekspektasi akan adanya pemangkasan produksi minyak serpih (shale) AS.


Berdasarkan data produktivitas pengeboran minyak AS yang dirilis Senin (18/7) kemarin, produksi minyak serpih AS diprediksi akan turun sebesar 99.000 barel per hari menjadi 4.55 juta barel pada Agustus. Jika prediksi itu benar, penurunan produktivitas ini sudah berlangsung selama sepuluh bulan beruntun.

"Harga minyak di Asia saat ini terpecah mengenai ke mana arah minyak akan bergerak. Ini bak dua mata pedang antara optimisme dan pesimisme," jelas Ben Le Brun, market analyst OptionExpress yang berbasis di Sydney.

Selain itu, lanjutnya, pasar minyak saat ini tengah menanti dirilisnya data cadangan minyak AS pada hari ini (19/7) dan Rabu (20/7) besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie