Harga minyak mencatat penurunan paling tajam di pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menutup minggu penurunan terbesar dalam lebih dari sembilan bulan. Investor menjual minyak berjangka untuk mengantisipasi melemahnya permintaan bahan bakar di seluruh dunia karena lonjakan kasus Covid-19 .

Harga minyak turun dalam tujuh hari perdagangan berturut-turut hingga Jumat (20/8). Banyak negara menanggapi peningkatan infeksi karena varian Delta dengan menambahkan pembatasan perjalanan untuk membatasi penyebaran.

China telah memberlakukan metode desinfeksi yang lebih ketat di pelabuhan. Negara-negara termasuk Australia telah meningkatkan pembatasan perjalanan. Permintaan bahan bakar jet global turun setelah membaik di sebagian besar musim panas.


"Sulit bagi harga untuk menemukan support dengan ketidakpastian semacam ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLP di New York kepada Reuters.

Baca Juga: Analis kompak rekomendasikan beli saham AKR Corporindo (AKRA)

Harga minyak mentah Brent turun 8% pada pekan ini ke US$ 65,18 per barel. Ini adalah harga minyak terendah sejak April. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September turun lebih dari 9% pekan ini ke US$ 62,32 per barel.

China, importir minyak mentah terbesar di dunia, telah memberlakukan pembatasan baru dengan kebijakan virus corona tanpa toleransi. Kebijakan ini memengaruhi pengiriman dan rantai pasokan global. Amerika Serikat dan China juga telah memberlakukan pembatasan kapasitas penerbangan.

"Mereka bertindak keras untuk meminimalisir wabah, yang merupakan ancaman langsung untuk profil permintaan di sana," kata Kilduff.

Baca Juga: Wintermar (WINS) akan private placement 9,58% dari modal disetor

Beberapa perusahaan AS telah menunda rencana pembukaan kantor. Bloomberg melaporkan, Apple Inc, perusahaan AS terbesar berdasarkan nilai pasar, menunda kembalinya pekerjanya hingga awal 2022.

Sementara nilai tukar dolar AS mencapai level tertinggi sembilan bulan di tengah tanda-tanda Federal Reserve sedang mempertimbangkan untuk mengurangi stimulus tahun ini. Pergerakan harga minyak berkebalikan dengan dolar AS. Penguatan dolar membuat minyak lebih mahal bagi pembeli asing.

Sementara varian Delta menyeret permintaan bahan bakar, pasokan terus meningkat. Produksi AS naik menjadi 11,4 juta barel per hari dalam minggu terakhir. Perusahaan pengeboran menambahkan rig untuk minggu ketiga berturut-turut, menurut data Baker Hughes.

Baca Juga: BI perkirakan inflasi Agustus 2021 sebesar 0,04% mom

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati