Harga minyak mendaki ke level tertinggi tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih merangkak ke level tertinggi. Kamis (24/6) pukul 7.35 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak Agustus 2021 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 73,24 per barel, menguat 0,22% jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Sedangkan harga minyak brent kontrak Agustus 2021 di ICE Futures menguat 0,31% dalam sehari ke US$ 75,42 per barel. Ini juga merupakan harga tertinggi minyak brent tahun ini.

Harga minyak naik setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) menurun karena perjalanan meningkat. Data Administrasi Informasi Energi AS menyebut, persediaan minyak mentah AS turun 7,6 juta barel pekan lalu menjadi 459,1 juta barel. Penurunan jauh lebih curam daripada 3,9 juta barel yang diperkirakan para analis dalam jajak pendapat Reuters.


Stok di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak mentah berjangka AS, turun 1,8 juta barel ke level terendah sejak Maret 2020. Permintaan bensin juga naik lebih tinggi minggu lalu. "Orang-orang kembali ke mobil mereka lagi dan itu muncul dalam jumlah besar. Itu akan menjaga tekanan kenaikan harga," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago kepada Reuters.

Baca Juga: Harga minyak mentah ke level tertinggi lebih dari 2 tahun

Pelemahan kurs dolar AS juga telah mengangkat harga minyak mentah, membuatnya lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. "Pengurangan persediaan dapat memberikan alasan lain bagi aliansi OPEC+ untuk meningkatkan produksi lebih lanjut dari Agustus, dan pertemuan mendatang minggu depan diharapkan menjadi bahan untuk kebijakan dan harga ke depan," kata analis pasar minyak Rystad Energy Louise Dickson.

Harga minyak Brent telah naik lebih dari 45% tahun ini, didukung oleh pengurangan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+). Penopang harga lainnya adalah pelonggaran pembatasan virus corona meningkatkan permintaan. 

Beberapa eksekutif industri bahkan berbicara tentang minyak mentah kembali ke US$ 100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014. "Permintaan yang mendasari di pasar fisik berarti bahwa setiap koreksi yang lebih rendah akan tetap dangkal dan pendek," kata Jeffrey Halley, analis di broker OANDA.

OPEC+ yang akan bertemu pada 1 Juli, berpotensi membahas pelonggaran lebih lanjut dari rekor penurunan produksi tahun lalu pada Agustus mendatang. Tetapi dua sumber OPEC+ mengatakan tidak ada keputusan yang dibuat.

Baca Juga: Wall Street mixed, Nasdaq kembali capai rekor baru

Permintaan global akan meningkat lebih lanjut pada paruh kedua tahun ini. OPEC+ juga menghadapi prospek peningkatan pasokan Iran jika pembicaraan dengan kekuatan dunia mengarah pada kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015.

Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat telah setuju untuk menghapus semua sanksi terhadap minyak dan pengiriman Iran, meskipun Jerman memperingatkan bahwa masalah-masalah besar tetap ada dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu. "Jika memang sanksi dicabut dan Iran bebas untuk meningkatkan produksi dan ekspor, ini dapat menyebabkan reaksi harga, tetapi permintaan yang terus meningkat akan menyerap barel ekstra dan harga tidak akan mengalami guncangan besar," kata Dickson. 

Baca Juga: Harga emas turun lagi pada Kamis (24/6) pagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati