Harga minyak mendaki seiring pelemahan dollar



SINGAPURA. Pada transaksi Kamis (26/1), harga minyak dunia terkerek pelemahan dollar AS. Kendati demikian, kenaikan harga minyak tertahan bertambahnya suplai dan cadangan minyak AS.

Sekadar informasi saja, berdasarkan data CNBC, pada pukul 12.35 waktu Singapura, harga minyak jenis Brent diperdagangkan di posisi US$ 55,59 per barel, naik 51 sen atau 0,93% dari level penutupan sebelumnya.

Sedangkan harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di level US$ 53,22 per barel, naik 47 sen atau 0,89%.


Para trader menilai, kenaikan harga minyak dipicu oleh pelemahan dollar AS. Sekadar informasi, sejak level tertingginya pada Januari, dollar AS sudah melemah 3,9%.

Meski demikian, laju kenaikan harga minyak tertahan sejumlah sentimen. Salah satunya adalah data Energy Information Administration (EIA) AS yang menunjukkan adanya kenaikan cadangan minyak komersial sebanyak 2,84 juta barel menjadi 488,3 juta barel.

"EIA mengestimasi, cadangan minyak mentah dan komoditas likuid lainnya akan naik 2 juta barel per hari pada kuartal empat 2016, didorong oleh kenaikan produksi dan penurunan konsumsi musiman yang cukup signifikan," papar EIA.

Kenaikan cadangan dan produksi minyak AS bertolakbelakang dengan upaya yang dikerahkan oleh Organisation of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan produsen minyak lainnya termasuk Rusia. Mereka  sudah memangkas suplai minyak sebesar 1,8 juta barel per hari pada paruh pertama 2017 dengan tujuan mengakhiri kelebihan pasokan minyak global.

"Kesepakatan terkini di antara OPEC dan negara non-OPECE terkait pengurangan ekspor minyak tidak akan berdampak pada komitmen kami dan ekspor minyak ke Jepang. Sebabm kami memiliki hubungan strategis dengan kedua negara," jelas Aabed Al Saadoun, deputy minister for company affairs di Tokyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie