KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik yang terjadi di Timur-Tengah masih mampu mengangkat harga minyak mentah dunia. Melansir Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember 2023 masih berada di atas level US$ 80 per barel, tepatnya di level US$ 85,01 per barel. Analis menilai, konflik yang terjadi di Timur-Tengah masih menjadi katalis utama bagi pergerakan harga minyak, terlebih konflik ini juga menyeret negara lain, sebut saja Iran. Israel telah lama menuduh Iran terlibat dalam perang dengan mendukung kelompok tertentu, termasuk Hamas Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menyebut, konflik Iran & Israel berpotensi menimbulkan gangguan di Selat Hormuz. Selat tersebut adalah sebuah perairan sempit di perbatasan selatan Iran yang menjadi jalur bagi lebih dari 20% minyak global yang diangkut melalui laut. Ada sekitar 17 juta barel minyak yang diekspor melakukan perjalanan setiap hari melalui perairan ini
Harga minyak juga didukung oleh rendahnya tingkat cadangan strategi alias The Strategic Petroleum Reserve (SPR) Amerika Serikat (AS). Sejak invasi Rusia ke Ukraina, AS telah menjual 230 juta barel minyak dari SPR. Ini merupakan yang terbesar dalam sejarah.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Pilihan untuk Trading Hari Ini (27/10) Penggunaan cadangan minyak dimaksudkan untuk mengkompensasi kekurangan pasokan akibat sanksi yang dikenakan Barat terhadap Rusia, dan untuk mengendalikan inflasi yang melonjak. Analis Panin Sekuritas berekspektasi adanya peningkatan harga rata-rata minyak ke level US$ 90 per barel di 2023 sementara di tahun depan rata-rata harga minyak ada di level US$ 85 per barel. Proyeksi ini seiring dengan pemotongan produksi sukarela Arab Saudi dan Rusia, penurunan cadangan minyak strategis AS, dan turunnya rig count di AS
Saham Pilihan
Hasan menyematkan rating
overweight untuk sektor minyak dan gas, serta menjadikan PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC) sebagai pilihan utama kami alias top pick di tengah tingginya harga minyak. “Kami menyukai MEDC sebagai emiten yang berpotensi diuntungkan dari kenaikan harga minyak,” kata Hasan. Katalis utama bagi MEDC adalah harga gas yang lebih tinggi dari Blok Corridor, hingga tambahan volume produksi dari akuisisi di Timur Tengah. Felix juga menyematkan rating
overweight untuk sektor minyak dan gas (migas), dengan saham MEDC sebagai top pick. Selain didukung oleh harga minyak, outlook positif MEDC didukung oleh peningkatan konsumsi dari industri dan pembangkit listrik, serta neraca yang solid.
Analis CGS-CIMB Sekuritas Bob Setiadi juga menyematkan rating
overweight pada sektor ini. Selain adanya momentum positif kenaikan harga minyak baru-baru ini, valuasi saham di sektor ini cukup menarik. Saham sektor migas saat ini diperdagangkan pada EV/EBITDA 4,5 kali Sama seperti Hasan dan Felix, pilihan utama Bob di sektor migas adalah saham MEDC. Saham besutan Hilmi Panigoro ini berpotensi mendapat keuntungan dari negosiasi harga Blok Corridor dengan pemerintah. MEDC juga memiliki sensitivitas yang cukup besar terhadap harga minyak. Medco dinilai memiliki eksposur tertinggi terhadap sektor hulu Migas, yang akan mendukung kenaikan laba bersih dan arus kasnya pada tahun 2023-2025. Selain itu, Bob melihat adanya potensi kenaikan harga saham pada tahun ini, karena MEDC selalu menjadi proksi kenaikan harga minyak yang saat ini sedang terjadi. Saham MEDC juga menawarkan yield dividend yang baik, yakni di angka 9% untuk 2024. Dus, Bob merekomendasikan
add saham MEDC dengan target harga Rp 1.650. Bob juga merekomendasikan
add saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS) dengan target harga Rp 1.625 per saham. Menurut Bob, emiten pelat merah ini memiliki arus kas yang melimpah sehingga bisa melakukan pengurangan utang (deleveraging) yang lebih cepat dan pembayaran dividen yang lebih tinggi.
Baca Juga: Harga Minyak Melonjak, KInerja Medco Bakal Menanjak Selain MEDC dan PGAS, Bob juga merekomendasikan
add saham PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) dengan target harga Rp 1.650. Bisnis inti AKRA, yaitu perdagangan bahan bakar minyak (BBM) diuntungkan dari kenaikan volume dan
spread margin yang lebih tinggi sejak tahun 2022. Potensi peningkatan pendapatan AKRA juga ditunjang dari penjualan lahan industri JIIPE. Felix merekomendasikan beli saham MEDC dengan target harga Rp 1.700 per saham. Felix juga merekomendasikan beli saham PGAS dengan target harga Rp 1.900. Sementara Hasan merekomendasikan
buy saham MEDC dengan target harga Rp 1.900,
buy saham PGAS dengan target harga Rp 1.800, dan
buy saham AKRA dengan target harga Rp 2.000. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari