KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah melesat sejak pada perdagangan Jumat (3/1), menyusul serangan udara Amerika Serikat (AS) ke ibu kota Irak, Baghdad. Pemimpin militer tertinggi Iran Qassem Soleimani menjadi korban dalam penyerangan tersebut. Hingga hari ini Senin (6/1), melansir Bloomberg, harga minyak masih mengalami penguatan. Pada pukul 10.00 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2020 di New York Mercantile Exchange berada pada level US$ 64,31 per barel atau naik 1,99% dari pekan lalu. Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman Maret 2020 di ICE Futures berada pada level US$ 70,21 atau naik 2,34%. Baca Juga: IHSG turun lebih dari 1% di awal perdagangan Senin (6/1)
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, harga minyak dunia masih berpotensi menguat. Pasalnya tensi antara AS dan Iran semakin memanas. “Menyusul serangan AS di Irak, kondisi ketegangan di Timur Tengah semakin memburuk,” tutur Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (6/1). Selain itu, kenaikan harga minyak akan diperkuat menyusul laporan dari Baker Hughes, Sabtu (4/1) yang menunjukkan aktivitas rig AS menurun. Jumlah rig pada hari Jumat pekan lalu mencapai 796 rig. Jumlah itu berkurang sembilan rig dari pekan sebelumnya. Menurut Faisyal, penurunan jumlah rig tersebut dapat menopang harga minyak lebih jauh, mengingat rig merupakan indikator awal produksi minyak AS ke depan, sehingga cukup diperhatikan pelaku pasar. Baca Juga: Harga emas menyentuh level tertinggi sejak awal April 2013