JAKARTA. Upaya Bank Indonesia (BI) meningkatkan setoran devisa hasil ekspor (DHE) terhambat. Anjloknya harga minyak dan gas (migas) di pasar dunia menyebabkan setoran DHE di sektor migas maupun non migas semakin turun. Walhasil, pundi-pundi cadangan devisa tahun ini pun bakal susah meningkat. Maklum, harga minyak di pasar dunia terus melemah sejak September 2014. Pada perdagangan Senin (23/2) pukul 17.40 WIB, harga minyak jenis WTI di bursa NYMEX untuk pengiriman April 2015 US$ 50,12 per barel, turun 45,41% dari setahun sebelumnya. Sejak awal tahun ini, rata-rata harga minyak dunia hanya US$ 49,83 per barel, turun 43,50% dibanding harga setahun sebelumnya. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan (DPKL) BI Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, anjloknya harga minyak dunia menyebabkan kinerja ekspor migas ikut turun. Alhasil, setoran DHE perusahaan eksportir migas pun merosot. "DHE ini berdasarkan pengiriman barang, begitu ekspornya turun, DHE pun terimbas," ujar Wiwiek, Senin (23/2).
Harga minyak menggerus devisa hasil ekspor
JAKARTA. Upaya Bank Indonesia (BI) meningkatkan setoran devisa hasil ekspor (DHE) terhambat. Anjloknya harga minyak dan gas (migas) di pasar dunia menyebabkan setoran DHE di sektor migas maupun non migas semakin turun. Walhasil, pundi-pundi cadangan devisa tahun ini pun bakal susah meningkat. Maklum, harga minyak di pasar dunia terus melemah sejak September 2014. Pada perdagangan Senin (23/2) pukul 17.40 WIB, harga minyak jenis WTI di bursa NYMEX untuk pengiriman April 2015 US$ 50,12 per barel, turun 45,41% dari setahun sebelumnya. Sejak awal tahun ini, rata-rata harga minyak dunia hanya US$ 49,83 per barel, turun 43,50% dibanding harga setahun sebelumnya. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan (DPKL) BI Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, anjloknya harga minyak dunia menyebabkan kinerja ekspor migas ikut turun. Alhasil, setoran DHE perusahaan eksportir migas pun merosot. "DHE ini berdasarkan pengiriman barang, begitu ekspornya turun, DHE pun terimbas," ujar Wiwiek, Senin (23/2).