Harga Minyak Menguat 0,2%, Tersengat Ketidakpastian Timur Tengah yang Terus Berlanjut



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak stabil karena ketidakpastian atas apa yang mungkin terjadi selanjutnya dalam konflik Timur Tengah, sementara prospek pasokan yang cukup tahun depan menambah tekanan ke bawah.

Rabu (16/10) pukul 20.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2024 naik 18 sen, atau 0,24% ke US$ 74,43 per barel. 

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2024 juga naik 18 sen atau 0,26% ke menjadi US$ 70,76 per barel.


"Ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung, dikombinasikan dengan proyeksi permintaan yang lemah, menciptakan prospek yang tidak pasti untuk harga minyak mentah global dalam waktu dekat. Pelaku pasar kemungkinan akan tetap berhati-hati, yang dapat menyebabkan volatilitas lebih lanjut," kata Christopher Tahir, ahli strategi pasar senior di Exness.

Kekhawatiran tentang eskalasi konflik antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran masih berlanjut. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Rabu (16/10), Ketidakpastian Konflik Timur Tengah Berlanjut

Pembatasan pasokan oleh OPEC+, tetap berlaku hingga Desember ketika beberapa anggota dijadwalkan untuk mulai menghentikan satu lapisan pemotongan.

"Kami akan agak terkejut jika premi risiko geopolitik telah menghilang untuk sementara waktu," kata Norbert Ruecker dari Julius Baer.

"Kami melihat pasar menuju surplus pasokan pada tahun 2025," tambahnya.

Di sisi permintaan, OPEC dan Badan Energi Internasional minggu ini memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2024, dengan China yang menjadi penyebab utama penurunan peringkat.

Stimulus ekonomi di China gagal memberikan banyak dukungan pada harga minyak. China mungkin akan mengumpulkan tambahan 6 triliun yuan (US$ 850 miliar) dari obligasi khusus selama tiga tahun untuk merangsang ekonomi yang sedang lesu, demikian dilaporkan media lokal.

Upaya moneter dan fiskal untuk menghidupkan kembali ekonomi China terbukti mengecewakan, kata Tamas Varga, seorang analis di pialang minyak PVM.

Pasar juga sedang menunggu data inventaris minyak AS terbaru. Laporan American Petroleum Institute akan dirilis pada hari Rabu, diikuti oleh angka-angka pemerintah pada hari Kamis. Kedua laporan tersebut diterbitkan sehari lebih lambat dari biasanya karena hari libur federal Columbus Day pada tanggal 14 Oktober.

Baca Juga: Harga Emas Hanya Sekitar US$ 10 dari Rekor Tertinggi, Rabu (16/10)

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah naik sekitar 1,8 juta barel dalam seminggu hingga 11 Oktober.

Selanjutnya: Prada Rilis Desain Baju Antariksa untuk Misi ke Bulan, Begini Tampilannya

Menarik Dibaca: 6 Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Berbarengan dengan Pepaya, Ada Efek Buruknya!

Editor: Anna Suci Perwitasari