Harga minyak menguat, banjir produksi berpotensi menahan laju kenaikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terus melaju dalam empat hari perdagangan berturut-turut. Jumat (20/7) pukul 7.26 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2018 di New York Mercantile Exchange naik 0,62% ke US$ 69,89 per barel.

Kemarin, harga minyak sempat menurun. Tapi harga kembali naik 1,02%. Harga minyak menguat setelah Adeeb Al-Aama, perwakilan Arab Saudi di OPEC mengatakan bahwa ekspor minyak ARab akan turun sekitar 100.000 barel per hari pada Agustus mendatang.

Meski harga minyak menguat dalam empat hari berturut-turut, harga masih tergerus 1,58% dalam sepekan terakhir.


Harga minyak brent hari ini pun menguat 0,36% ke US$ 72,84 per barel. Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman September 2018 ini turun 0,44%. Dalam sepekan terakhir, harga minyak acuan internasional ini turun 3,30%.

Sekitar 1.600 pekerja pengeboran minyak Norwegia mengakhiri mogok kerja setelah serikat pekerja mencapai kesepakatan kemarin. Mogok kerja ini terjadi sejak 10 Juli karena ketidaksepakatan upah dan pensiun.

Aksi ini menyebabkan lapangan minyak yang dioperasikan oleh Shell terhenti. "Mogok berakhir dan seluruh pekerja akan kembali masuk," kata perwakilan pekerja kepada Reuters kemarin sore.

Mogok kerja ini menurunkan produksi minyak Norwegia yang merupakan penghasil minyak terbesar di Eropa Barat. Norwegia memproduksi sekitar 2 juta barel minyak per hari.

Tantangan harga minyak selanjutnya adalah kenaikan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS). "Margin perusahaan pengolah minyak di Asia tertekan dan perusahaan pengolahan minyak independen China memangkas produksi yang menurunkan harga minyak brent," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

Prospek penurunan permintaan dari perusahaan pengolahan ini membuka lagi kekhawatiran kelebihan pasokan. Produksi minyak AS yang terus naik, serta rencana kenaikan pasokan OPEC+Rusia berpeluang membanjiri pasar minyak.

Energy Information Administration mengatakan bahkan produksi minyak AS mencapai rekor 11 juta barel per hari pada pekan lalu. Persediaan minyak AS pun bertambah 5,8 juta barel pada pekan lalu. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan prediksi pasar yang meramalkan penurunan persediaan hingga 3,6 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati