Harga minyak menguat meski kasus Covid-19 bertambah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat tipis pada hari Selasa (165/11) pagi setelah turun tipis kemarin. Rebound dalam kasus covid-19 di Eropa menimbulkan kekhawatiran atas permintaan di tengah ekspektasi bahwa pasokan akan meningkat. 

Harga minyak Brent kontrak Januari 2022 naik 0,13% menjadi US$ 82,16 per barel, pada pukul 8.40 WIB. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 0,11%, menjadi US$ 80,97 per barel.

Eropa kembali menjadi pusat pandemi Covid-19, mendorong beberapa pemerintah untuk mempertimbangkan kembali memberlakukan penguncian. Sementara China sedang berjuang melawan penyebaran wabah terbesarnya yang disebabkan oleh varian Delta.


"Presiden Biden menghadapi tekanan yang meningkat untuk memanfaatkan cadangan AS guna meredam kenaikan harga bensin," kata ANZ dalam sebuah catatan. "Sentimen juga terkena pembatasan baru perjalanan di Eropa."

Baca Juga: Harga emas masih bergerak di level tertinggi lima bulan terakhir

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pekan lalu memangkas perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal keempat sebesar 330.000 barel per hari (bph) dari perkiraan bulan lalu, karena harga energi yang tinggi menghambat pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Kekhawatiran penurunan permintaan datang karena pasokan diperkirakan akan meningkat. 

Pekan lalu, perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu ketiga berturut-turut, didorong oleh kenaikan 65% harga minyak mentah AS sepanjang tahun ini. Produksi shale oil AS pada bulan Desember diperkirakan akan mencapai tingkat pra-pandemi sebesar 8,68 juta barel per hari, menurut Rystad Energy.

Ada tekanan tambahan pada harga minyak yang berasal dari penguatan dolar. Penguatan kurs dolar membuat komoditas menjadi mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain. Dolar AS mencapai level tertinggi 16 bulan terhadap sekeranjang mata uang utama dunia karena investor khawatir tentang ekonomi global.

Baca Juga: Wall Street turun tipis di awal pekan karena kenaikan yield US Treasury

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati