KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga perdagangan hari ini, harga minyak mentah dunia tampaknya masih betah bertengger di atas level US$ 72 per barel. Sejumlah sentimen seputar pasokan global yang mengetat dan optimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dan permintaan komoditas ke depan membuat harga komoditas ini stabil menguat. Namun, secara teknikal, harga berpotensi terkoreksi jika gagal menembus level resistance. Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar, mengatakan, dari segi teknikal, harga minyak west texas intermediate (WTI) rawan tergelincir. "Dilihat dari grafik harian, harga minyak berpotensi turun kalau gagal menembus US$ 72,88 per barel malam ini," ujar Deddy, Rabu (26/9). Apalagi, proyeksi cadangan minyak mingguan AS dari sektor industri atau American Petroleum Institute (API) menunjukkan kenaikan sebanyak 2,9 juta barel. "Kalau data resmi dari EIA juga demikian, harga minyak akan terkoreksi begitu pun sebaliknya," ujar Deddy.
Harga minyak menguji level resistance US$ 72,88 untuk melanjutkan reli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga perdagangan hari ini, harga minyak mentah dunia tampaknya masih betah bertengger di atas level US$ 72 per barel. Sejumlah sentimen seputar pasokan global yang mengetat dan optimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dan permintaan komoditas ke depan membuat harga komoditas ini stabil menguat. Namun, secara teknikal, harga berpotensi terkoreksi jika gagal menembus level resistance. Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar, mengatakan, dari segi teknikal, harga minyak west texas intermediate (WTI) rawan tergelincir. "Dilihat dari grafik harian, harga minyak berpotensi turun kalau gagal menembus US$ 72,88 per barel malam ini," ujar Deddy, Rabu (26/9). Apalagi, proyeksi cadangan minyak mingguan AS dari sektor industri atau American Petroleum Institute (API) menunjukkan kenaikan sebanyak 2,9 juta barel. "Kalau data resmi dari EIA juga demikian, harga minyak akan terkoreksi begitu pun sebaliknya," ujar Deddy.