Harga minyak mentah ambles 1% di pagi ini, prospek banjir pasokan jadi sentimen utama



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak turun lebih dari 1% pada perdagangan pagi ini dan memperpanjang kerugian karena investor bersiap untuk lebih banyak pasokan menyusul kompromi antara produsen utama OPEC dan stok bahan bakar Amerika Serikat (AS) naik. Hal tersebut akhirnya meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan pada konsumen terbesar dunia.

Kamis (15/7) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2021 turun 1,2% menjadi US$ 73,85 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 ambles 1,3% ke level US$ 72,21 per barel.


Kedua harga minyak acuan ini turun lebih dari 2% pada perdagangan Rabu (14/7) setelah Reuters melaporkan bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mencapai kompromi yang akan membuka jalan bagi kesepakatan untuk memasok lebih banyak minyak mentah ke pasar minyak yang ketat.

"Pasar tidak mengambil risiko. Harga sangat overbought sehingga pedagang mungkin ingin mengambil sejumlah uang sebelum kesepakatan itu nyata," kata Avtar Sandu, Senior Commodity Trader Phillips Futures di Singapura.

Pembicaraan di antara anggota OPEC+, sebelumnya telah gagal di awal bulan ini. Penyebabnya karena UEA keberatan untuk memperpanjang kesepakatan pengurangan pasokan lebih dari April 2022.

Baca Juga: Harga minyak mentah perpanjang penurunan, WTI ke US$72,61 per barel

"Kesepakatan akan memakan waktu untuk diselesaikan, tetapi tampaknya UEA akan diizinkan untuk menghasilkan lebih banyak produksi tahun depan," kata analis OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan.

"Tampaknya OPEC+ akan segera memiliki rencana untuk meningkatkan produksi dan itu adalah berita yang disambut baik karena permintaan yang melonjak membuat pasar minyak menjadi terlalu ketat."

Di Amerika Serikat, stok minyak mentah turun untuk minggu kedelapan berturut-turut minggu lalu. Tetapi data Energy Information Administration (EIA) juga menyebutkan bawah persediaan bensin dan solar naik meskipun ada penurunan tingkat pemanfaatan kilang.

Penarikan besar dalam stok minyak mentah tidak banyak mendorong harga minyak karena para pedagang fokus pada kenaikan pertama dalam total stok minyak sejak awal Juni, kata Moya.

Di tempat lain, prospek pengembalian cepat pasokan Iran ke pasar global telah didorong kembali karena negosiasi mengenai kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015 tidak akan dilanjutkan sampai pertengahan Agustus.

Selanjutnya: Bursa Asia menanti rilis data ekonomi Australia dan China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari