Harga Minyak Mentah Anjlok Usai Lima Hari Menguat



KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Harga minyak anjlok setelah menguat dalam lima sesi berturut-turut karena langkah OPEC untuk memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan pada tahun 2024 yang meredakan kekhawatiran risiko pasokan yang disebabkan oleh konflik yang meluas di Timur Tengah.

Selasa (13/8) pukul 21.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2024 turun 98 sen atau 1,2% menjadi US$ 81,32 per barel.

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengriman September 2024 juga turun 1,2% atau 93 sen menjadi US$ 79,13 per barel.


Brent pada hari Senin naik lebih dari 3%, ditutup pada US$ 82,30 per barel setelah mencapai level terendah tujuh bulan di US$ 76,30 per barel di seminggu sebelumnya.

"Pedagang minyak mentah menghadapi bola lengkung geopolitik akibat pertikaian lain antara Israel dan Iran. Namun, kecuali fasilitas minyak dan gas terganggu, kenaikan harga minyak tidak akan bertahan lama karena permintaan yang tidak pasti," kata Gaurav Sharma, analis independen.

"Bahkan OPEC – yang hingga saat ini merupakan peramal permintaan yang paling optimis – merevisi proyeksinya lebih rendah pada hari Senin karena kekhawatiran atas impor Tiongkok," tambah Sharma.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil saat Pasar Fokus Kembali pada Kekhawatiran Permintaan

Pemangkasan permintaan yang diharapkan oleh OPEC pada tahun 2024 terjadi bahkan ketika kelompok tersebut dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah bertujuan untuk meningkatkan produksi mulai Oktober.

Pada hari Selasa, Badan Energi Internasional (IEA) juga mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2024 tidak berubah tetapi memangkas estimasi tahun 2025, dengan alasan dampak dari lesunya konsumsi Tiongkok terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, eskalasi konflik di Timur Tengah dapat membahayakan pasokan minyak mentah dari salah satu wilayah penghasil minyak utama dunia.

AS telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan signifikan oleh Iran atau proksinya di kawasan tersebut minggu ini, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada hari Senin.

"Berbagai kekhawatiran pasokan dan tanda-tanda bahwa permintaan tidak mungkin menurun seperti yang diperkirakan pada awal minggu lalu dapat membantu harga minyak terus bergerak naik untuk beberapa saat lagi," kata Charalampos Pissouros, analis investasi senior di perusahaan pialang XM.

Pasar juga bersiap menghadapi laporan indeks harga konsumen AS hari Rabu yang akan memberikan gambaran penting tentang inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari