Harga Minyak Mentah Bergerak Tipis, Investor Hati-hati Jelang Pertemuan OPEC+



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah ditutup cenderung datar setelah reli selama dua sesi. Investor berhati-hati jelang pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan pada hari Minggu (26/11), ketika kelompok produsen minyak mentah itu mungkin membahas pengurangan pasokan yang lebih dalam karena melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

Selasa (21/11), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2024 ditutup naik 13 sen ke US$ 82,45 per barel.

Berbeda, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2024 ditutup turun 6 sen ke US$ 77,77 per barel.


Harga minyak mengurangi kerugiannya akhir-akhir ini, dengan satu sesi lagi sebelum libur Thanksgiving pada hari Kamis, yang biasanya menghasilkan volume perdagangan minyak yang lebih rendah.

“Memasuki akhir pekan yang panjang, pasar lebih memilih untuk mengambil posisi long daripada short,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

Pada hari Senin (20/11), kedua kontrak minyak acuan ini naik sekitar 2% setelah tiga sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa OPEC+ akan mempertimbangkan pengurangan pasokan minyak tambahan ketika bertemu pada 26 November.

Baca Juga: Harga Minyak Turun pada Selasa (21/11), Pasokan Global Diprediksi Naik

OPEC+ kemungkinan akan memperpanjang atau bahkan memperdalam pengurangan pasokan minyak hingga tahun depan, prediksi delapan analis.

“Kami melihat adanya ruang bagi kelompok tersebut untuk melakukan pengurangan lebih dalam, namun kami mengantisipasi bahwa Arab Saudi akan mencari tambahan barel dari anggota lain untuk berbagi beban penyesuaian,” kata analis RBC Capital, Helima Croft.

Bahkan jika negara-negara OPEC+ memperpanjang pengurangan produksinya hingga tahun depan, pasar minyak global akan mengalami sedikit surplus pasokan pada tahun 2024, kata kepala divisi pasar dan industri minyak Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Selasa.

Namun saat ini, pasar minyak berada dalam defisit dengan stok yang menurun "dengan cepat", kata Toril Bosoni di sela-sela konferensi di Oslo.

Stok minyak mentah AS naik hampir 9,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 17 November, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.

Persediaan bensin turun sekitar 1,79 juta barel, sementara persediaan sulingan turun sekitar 3,5 juta barel.

Baca Juga: Ekonom Rusia: Ekonomi Rusia Dalam Kondisi Buruk Meski Kremlin Bilang Sebaliknya

Data stok pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu.

Minyak telah turun sekitar 16% sejak akhir September karena produksi minyak mentah di AS, produsen utama dunia, berada pada rekor tertinggi, sementara pasar khawatir terhadap pertumbuhan permintaan dan potensi perlambatan ekonomi.

Pelaku pasar terus memantau perkembangan di Teluk Meksiko, seiring para pejabat AS mengatakan tujuh perusahaan energi terkena dampak pembuangan minyak di dekat sistem pipa Main Pass Oil Gathering Co (MPOG) yang diperkirakan telah mengeluarkan lebih dari satu juta galon minyak mentah.

Editor: Anna Suci Perwitasari