Harga minyak mentah di bawah tekanan stok minyak AS yang melonjak



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak kembali dalam tekanan setelah lonjakan tak terduga dalam persediaan minyak Amerika Serikat (AS) yang akhirnya memicu kekhawatiran atas permintaan yang lambat. Namun, pelemahan harga minyak tertahan oleh berita positif tentang vaksin Covid-19 yang mendorong optimisme investor tentang pemulihan permintaan bahan bakar.

Rabu (9/12) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 tergelincir 18 sen atau 0,4% menjadi US$ 48,66 per barel. Pada perdagangan sesi sebelumnya, harga minyak menguat 5 sen.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2021 melemah 15 sen atau 0,3% ke level US$ 45,45 per barel, setelah turun 16 sen pada hari Selasa.


Baca Juga: Harga minyak tergelincir data stok minyak AS yang melonjak 1,1 juta barel pekan lalu

Koreksi pada harga minyak terjadi usai American Petroleum Institute (API) merilis data stok minyak mentah AS, bensin dan stok sulingan naik tajam pekan lalu. Stok minyak mentah melonjak 1,14 juta barel, berbanding terbalik dengan proyeksi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 1,42 juta barel.

Sementara itu, data dari pemerintah AS yang dikeluarkan Energy Information Administration (EIA) akan dirilis Rabu (9/12).

"Meningkatnya persediaan minyak mentah AS meningkatkan kewaspadaan di antara investor dan mendorong mereka untuk melepas posisi buy menjelang data EIA," kata Chiyoki Chen, Chief Analyst Sunward Trading.

"Tetapi berita yang lebih cerah tentang kemajuan dalam pengembangan vaksin dan harapan untuk stimulus ekonomi AS oleh Presiden terpilih Joe Biden membuat sentimen pasar secara keseluruhan tetap optimis," kata Chen. Dia pun memprediksi Brent dan WTI akan menuju ke US$ 50 per barel akhir bulan ini.

Inggris mulai memvaksinasi massal warganya pada Selasa dalam upaya global yang merupakan salah satu tantangan logistik terbesar dalam sejarah. 

Pfizer melewati rintangan lain pada hari Selasa ketika Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS merilis dokumen yang tidak mengangkat bendera merah baru atas keamanan atau kemanjuran vaksin yang dikembangkannya dengan BioNTech Jerman.

Berita vaksin membantu mengimbangi kekhawatiran dari peningkatan tajam kasus virus corona secara global yang telah menyebabkan serangkaian penguncian baru, termasuk langkah-langkah ketat di California, Jerman dan Korea Selatan.

Baca Juga: Harga minyak turun tiga hari beruntun, kenaikan kasus corona masih jadi penahan

"Reli baru-baru ini tampaknya berlebihan dari sudut pandang fundamental, mengingat peningkatan produksi minyak di Libya dan AS dengan permintaan bahan bakar yang lebih lemah di seluruh dunia," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Co.

"Tapi nada bullish kemungkinan akan berlanjut di tengah harapan pandemi dapat dikendalikan dengan vaksin tahun depan."

Selanjutnya: Harga emas tergelincir dari level tertinggi dalam dua pekan karena vaksin Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari