Harga minyak mentah dibayangi lonjakan kasus Covid-19, WTI ke US$66,70 per barel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah stabil pada perdagangan Rabu (18/8), setelah penurunan empat hari berturut-turut. Investor masih khawatir tentang prospek permintaan bahan bakar karena lonjakan kasus Covid-19 secara global bisa membatasi aktivitas penerbangan, kereta api, dan bentuk perjalanan lainnya.

Melansir Reuters pukul 20.58 WIB, harga minyak mentah Brent naik 26 sen atau 0,4% menjadi US$69,29 per barel pada 1343 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 11 sen atau 0,2% menjadi US$66,70 per barel.

"Dalam jangka pendek, pasar minyak mungkin bergejolak dengan seringnya mundur karena harga minyak mentah mulai kesulitan karena permintaan di Eropa dan India menghadapi hambatan," kata Avtar Sandu dari Phillip Futures di Singapura.


Dolar yang lebih kuat juga memukul komoditas secara keseluruhan, dengan logam, dan emas khususnya terlihat "sama rapuhnya" seperti minyak, ANZ Research mengatakan dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Minyak Rabu (18/8) Stabil Tapi Kekhawatiran Permintaan Turun Masih Menghantui

Minyak mentah biasanya dihargai dalam dolar, jadi mata uang AS yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal, memukul permintaan.

Di Amerika Serikat (AS), lebih banyak pasokan diatur ke pasar jika perkiraan resmi terbukti benar.

Produksi minyak serpih AS diperkirakan akan meningkat menjadi 8,1 juta barel per hari (bph) pada September, tertinggi sejak April 2020, menurut laporan output pengeboran bulanan Administrasi Informasi Energi.

Persediaan minyak mentah dan bensin AS turun pekan lalu, dua sumber pasar mengatakan, mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa, sementara stok sulingan naik.

Pasar keuangan secara keseluruhan berubah suram sebagai tanggapan terhadap kemajuan varian Delta dari virus corona, data ekonomi AS yang lebih lemah dan "refleksi suram tentang apa yang terjadi di Afghanistan," kata analis ING dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto