Harga minyak mentah dibuka melemah, WTI kembali ke bawah US$ 40 per barel



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak kembali merosot awal perdagangan hari ini, setelah penurunan tajam pada sesi sebelumnya. Sentimen negatif bagi harga emas hitam ini datang dari lonjakan kasus virus corona baru di Amerika Serikat dan negara lainnya yang akhirnya menekan permintaan bahan bakar.

Jumat (10/7), harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman September 2020 turun 7 sen, atau 0,2% menjadi US$ 42,28 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga minyak Brent jatuh lebih dari 2%. 

Serupa, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 13 sen, atau 0,3% menjadi US$ 39,49 per barel, setelah turun 3% pada sesi sebelumnya.


Baca Juga: Harga minyak mentah ditutup turun US$ 1 per barel, terseret lonjakan kasus Covid-19

Harga Brent pun menuju penurunan mingguan lebih dari 1% dan minyak mentah AS berada di jalur untuk penurunan hampir 3% di pekan ini. 

Kekhawatiran tentang laju pemulihan ekonomi semakin nyata setelah AS kembali mencetak rekor penambahan virus corona harian. Hal ini diprediksi dapat memangkas permintaan bahan bakar yang baru menunjukkan pemulihan.

"Wabah virus corona yang diperbarui di beberapa bagian dunia telah menambah alasan untuk mengharapkan pemulihan melambat dalam beberapa bulan mendatang," kata Capital Economics dalam sebuah catatan.

Di Australia, pemerintah akan mempertimbangkan pengurangan jumlah warga yang diizinkan untuk kembali ke negara itu dari luar negeri. Ini dilakukan setelah pemerintah memerintahkan penutupan baru kota terpadat kedua di negara itu, Melbourne.

AS juga sudah melaporkan jumlah kasus virus corona baru untuk hari Kamis, yang kembali di atas 60.000. Ini adalah hari kedua secara berturut-turut, jumlah kasus virus corona melampaui 60.000. Dan ini juga menjadi rekor jumlah terbesar yang diumumkan sebuah negara. 

Baca Juga: Corona di AS: Infeksi baru capai 56.300 kasus, California dan Florida rekor lagi

Selain itu, persediaan minyak juga tetap membengkak karena penguapan permintaan bensin, solar dan bahan bakar lainnya selama wabah awal.

Persediaan minyak mentah AS naik hampir 6 juta barel pekan lalu setelah analis memperkirakan penurunan lebih dari setengah angka itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari